17 Mei 2025
11:03 WIB
Peneliti Sebut Vaksin TBC M72 Halal
Peneliti vaksi TBC M72 minta MUI dilibatkan untuk memeriksa halal atau tidaknya kandungan di vaksin itu.
Penulis: Ananda Putri Upi Mawardi
Editor: Leo Wisnu Susapto
Petugas medis memperlihatkan hasil rontgen paru-paru warga terindikasi TBC saat pemeriksaan di SDN D uren Tiga 01, Jakarta, Selasa (19/12/2023). Antara Foto/Rina Nur Anggraini.
JAKARTA - Peneliti nasional vaksin tuberkulosis (TBC) M72, Erlina Burhan menjelaskan tentang status kehalalan vaksin untuk penyakit menular itu. Menurut dia, sejauh ini bahan-bahan yang digunakan untuk vaksin M72 tidak mengandung unsur yang tidak halal.
"Kalau ingin lebih pastinya saya kira nanti kalau ini sudah jadi, sebaiknya melibatkan MUI yang biasanya memberikan sertifikasi halal, silakan dilibatkan untuk meneliti lebih jauh," ujar Erlina dalam media meeting yang digelar daring, Jumat (16/5).
Dia menjelaskan, bahan vaksin M72 terdiri dari kombinasi protein kuman yang tidak mengandung babi. Selain itu, terdapat zat penambah vaksin yang salah satunya terbuat dari tumbuhan. Lalu, ada pula bahan turunan lemak dari kuman yang dibuat tanpa kandungan enzim babi.
Baca juga: Vaksin TBC M72 Tidak Gantikan Vaksin BCG
“Tentu saja ini data di atas kertas. Silakan mengikuti proses yang ada di negara kita," tambah Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI) itu.
Dia juga menjelaskan, saat ini pengembangan vaksin M72 telah memasuki uji klinik fase 3. Uji klinik ini berlangsung di 54 lokasi di lima negara dengan beban TBC yang tinggi, yaitu Indonesia, Afrika Selatan, Kenya, Zambia, dan Malawi.
Saat ini, sekitar 20.000 partisipan di tingkat global sudah direkrut untuk uji klinik fase 3. Khusus di Indonesia, jumlah partisipan untuk uji klinik ini mencapai 2.095 orang yang terakhir direkrut pada April lalu.
Adapun pusat penelitian yang dilibatkan dalam uji klinik fase 3 di Indonesia adalah FK UI, FK Universitas Padjadjaran (Unpad), RSUP Persahabatan, RS UI Depok, dan RS Islam Cempaka Putih.
"Para penelitinya sangat-sangat mumpuni, orang-orang yang sudah biasa meneliti," tutup Erlina.