12 Agustus 2022
09:39 WIB
Penulis: Aldiansyah Nurrahman
Editor: Leo Wisnu Susapto
JAKARTA – Pemerintah terus melakukan langkah antisipatif dalam upaya pencegahan penyebaran penyakit cacar monyet di Indonesia. Saat ini, sedang diupayakan pengadaan vaksin hingga obat cacar monyet.
Sekretaris Bidang Tim Percepatan Pemulihan Ekonomi (TPPE) Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Lintang Paramitasari memaparkan, Kemenlu terus melakukan koordinasi dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terkait dengan persiapan Indonesia untuk mengantisipasi sekiranya terjadi penyebaran cacar monyet.
"Bentuk koordinasinya sejauh ini masih kepada untuk pengadaan vaksin, alat kesehatan untuk diagnostik, dan juga untuk mendapatkan obat-obatan," jelasnya, dalam konferensi pers virtual, Kamis (12/8).
Sementara langkah pencegahan cacar monyet masuk ke Indonesia dengan membatasi perjalanan Warga Negara Indonesia (WNI) ke luar negeri belum diterapkan. Masyarakat masih bebas melakukan perjalanan ke luar negeri.
"Terkait dengan perjalanan pembatasan perjalanan sejauh ini belum ada pembahasan terlebih lanjut," sebut dia.
Berdasarkan informasi yang didapatkannya dari Kemenkes. Pihak Kemenkes terus melakukan surveilans di berbagai titik masuk kedatangan ke Indonesia dari luar negeri.
Di titik masuk itu Kemenkes mengecek pelaku perjalanan yang mungkin memiliki suhu tubuh yang lebih tinggi atau gejala-gejala terdampak cacar monyet lainnya.
Sementara itu, Direktur Perlindungan WNI Kemenlu, Judha Nugraha menegaskan Kemenlu memonitor dengan ketat kasus cacar monyet di berbagai macam negara. Himbauan juga sudah disampaikan ke WNI di luar negeri.
"Dalam konteks tersebut himbauan untuk berhati-hati sudah kita sampaikan. Kita punya aplikasi Safe Travel Kemenlu yang bisa selalu di-update di sana," jelas dia.
Mengutip laman Kemenkes, Jumat (12/8), cacar monyet adalah penyakit zoonosis langka yang disebabkan oleh infeksi virus monkeypox. Virus cacar monyet termasuk dalam genus Orthopoxvirus dalam famili Poxviridae. Genus Orthopoxvirus juga termasuk virus variola (penyebab cacar), virus vaccinia (digunakan dalam vaksin cacar), dan virus cacar sapi.
Cacar monyet pertama kali ditemukan pada tahun 1958. Pada saat itu ditemukan wabah penyakit mirip cacar yang menyerang koloni monyet yang dipelihara untuk penelitian, hal tersebut yang menyebabkan penyakit ini disebut sebagai cacar monyet atau monkeypox.
Kasus cacar monyet pertama yang menginfeksi manusia tercatat pada tahun 1970 di Republik Demokratik Kongo. Sejak saat itu, kasus cacar monyet dilaporkan telah menginfeksi orang-orang di beberapa negara Afrika Tengah dan Barat lainnya seperti Kamerun, Republik Afrika Tengah, Pantai Gading, Republik Demokratik Kongo, Gabon, Liberia, Nigeria, Republik Kongo, dan Sierra Leone.
Virus cacar monyet dapat menular ketika seseorang bersentuhan dengan virus dari hewan yang terinfeksi, orang yang terinfeksi, atau bahan yang terkontaminasi virus. Virus juga dapat melewati plasenta dari ibu hamil ke janin. Virus cacar monyet dapat menyebar dari hewan ke manusia melalui gigitan atau cakaran hewan yang terinfeksi, ketika menangani atau memproses hewan buruan, atau melalui penggunaan produk yang terbuat dari hewan yang terinfeksi.
Virus juga dapat menyebar melalui kontak langsung dengan cairan tubuh atau luka pada orang yang terinfeksi atau dengan bahan yang telah menyentuh cairan atau luka tubuh, seperti pakaian atau linen.
Cacar monyet ditularkan pula dari manusia ke manusia melalui kontak langsung dengan luka infeksi, koreng, atau cairan tubuh penderita. Penyakit ini juga dapat menyebar melalui droplet pernapasan Ketika melakukan kontak dengan penderita secara berkepanjangan.
Berbagai spesies hewan telah diidentifikasi rentan terinfeksi virus cacar monyet. Masih ada ketidakpastian tentang sejarah alami virus ini. Begitu pula sampai sekarang belum diketahui reservoir spesifiknya dan masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut. Walaupun memiliki nama cacar monyet, namun monyet bukanlah reservoir utama.
Pada manusia, gejala cacar monyet mirip dengan gejala cacar air, namun lebih ringan. Gejala dimulai dengan demam, sakit kepala, nyeri otot, dan kelelahan.
Perbedaan utama antara gejala cacar air dan cacar monyet adalah bahwa cacar monyet menyebabkan pembengkakan pada kelenjar getah bening (limfadenopati) sedangkan cacar air tidak. Masa inkubasi cacar monyet biasanya berkisar dari 6-13 hari tetapi dapat pula 5-21 hari.