c

Selamat

Kamis, 25 April 2024

NASIONAL

12 Juni 2021

15:01 WIB

Pemerintah Diminta Antisipasi Penumpukan Limbah Medis

Limbah medis yang tidak dikelola dengan baik dapat menyebabkan penyakit

Penulis: Gisesya Ranggawari

Editor: Nofanolo Zagoto

Pemerintah Diminta Antisipasi Penumpukan Limbah Medis
Pemerintah Diminta Antisipasi Penumpukan Limbah Medis
Ilustrasi limbah medis. Shutterstock

JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR RI, Netty Prasetiyani, mengamati penanganan limbah medis covid-19 masih belum sesuai standar. Imbasnya, limbah medis berpotensi menumpuk dan bisa membahayakan kesehatan masyarakat.

Sepengamatan dia, terdapat sampah plastik hingga limbah medis bekas antigen covid-19 yang berserakan di atas jembatan penyeberangan orang (JPO) di Kabupaten Kudus.

"Kasus berserakannya sampah medis di Kudus menjadi peringatan bagi pemerintah untuk lebih waspada. Kita tidak ingin kasus ini seperti gunung es yang tampak di permukaannya saja," kata Netty dalam rilis pers, Sabtu (12/6). 

Maka dari itu, ia meminta, pemerintah menyiapkan langkah antisipasi untuk menghindari adanya penumpukan limbah medis. Jadi, tidak ada masalah kesehatan baru di masa pandemi covid-19 ini.

"Pemerintah harus segera tanggap dan ambil langkah antisipasi soal penanganan limbah sampah medis yang amburadul dan tidak sesuai standar. Jangan sampai menjadi bom waktu yang berbahaya  bagi kesehatan masyarakat," paparnya.

Netty menjelaskan, limbah medis yang tidak dikelola dengan baik dan secara aman dapat menyebabkan penyakit. Karena limbah medis mengandung zat berbahaya seperti patogen, genotoksik, bahan kimia atau obat beracun dan radioaktif.

Terlebih, ribuan kasus per hari yang terjadi di Tanah Air berpotensi menyebabkan penumpukan limbah medis di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. 

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang menjadi leading sector bisa berkoordinasi dengan Kementerjan Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Satgas Covid-19 dan pemerintah daerah.

"Karena menurut saya harus dilakukan pengecekan ke daerah-daerah apakah setiap fasyankes yang ada memiliki sistem pengolahan limbah medis yang standar," ucap Ketua Tim Covid-19 Fraksi PKS ini.

Survei yang dilakukan oleh IESA (Indonesian Environmental Scientists Association) bersama Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) pada periode April sampai Mei 2020 membuktikan adanya peningkatan limbah medis selama masa pandemi covid-19.

Di DKI Jakarta, selama bulan Mei 2020 mengalami peningkatan limbah medis sebesar 67%. Sebelum covid-19, rata-rata satu rumah sakit menghasilkan 135 kg per hari, setelah pandemi meningkat ke 198 kg per hari.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar