17 September 2022
08:52 WIB
Penulis: Oktarina Paramitha Sandy
Editor: Leo Wisnu Susapto
JAKARTA - Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Mohammad Syahril mengatakan, pasien pertama yang terkonfirmasi positif cacar monyet monkeypox pada Agustus lalu, dinyatakan sembuh dan sudah beraktifitas seperti biasa.
“Kasus pertama orang yang terkonfirmasi monkeypox dinyatakan positif, kemudian melakukan isolasi mandiri di rumah karena gejalanya ringan, pada 4 September dinyatakan selesai isolasi, dan sudah bisa melakukan aktivitas seperti biasanya,” papar Syahril dalam keterangan pers yang diterima, Jumat (16/9) malam.
Sementara itu untuk tiga orang yang melakukan kontak erat dengan pasien terkonfirmasi, sudah melakukan testing dan surveilans. Dari hasil testing, semuanya sehat dan tidak ada yang terkonfirmasi positif atau bergejala monkeypox.
Dalam kesempatan tersebut, Syahril mengatakan, untuk memaksimalkan pemeriksaan, Kemenkes menambah jumlah laboratorium menjadi 15. Sebelumnya hanya ada dua laboratorium pemeriksaan untuk orang yang diduga terjangkit virus ini. Kini, semua laboratorium tersebar di sejumlah daerah bukan hanya di Pulau Jawa tapi juga ada di Sumatera sampai ke Ambon.
Syahril menambahkan, secara total laporan dugaan cacar monyet di Indonesia sebanyak 66 kasus. Dari total tersebut hanya satu kasus terkonfirmasi positif, dua kasus suspek, dan 63 kasus discarded.
“Sedangkan untuk 18 orang dengan kasus discarded memiliki diagnosis klinis cacar air atau varicella,” sambung Syahril.
Selain itu, tren kasus monkeypox di dunia sudah mulai menurun. Namun, pemerintah meminta kepada semua pihak tetap waspada sebab, kasus ini bisa saja meningkat lagi.
“Sejauh ini tren di dunia juga beberapa waktu terakhir ini cenderung menurun, tapi kita tetap harus waspada dengan meningkatkan kapasitas untuk bisa memeriksakan kasus monkeypox,” ujar Syahril.
Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan, Kemenkes, Achmad Farchanny Tri Adryanto menambahkan, tengah melakukan penguatan-penguatan untuk sosialisasi kepada kelompok berisiko. Penguatan itu dilakukan pada tata laksana bagi SDM kesehatan di klinik, rumah sakit, sampai menjangkau ke daerah-daerah agar jika ditemukan kasus monkeypox bisa dilakukan penanganan dengan cepat dan tepat.
“Kami juga terus memperbarui pedoman penanganan bantuan IDI dan pihak-pihak terkait sebagai langkah pencegahan dan penanganan monkeypox,” sambung Achmad.