c

Selamat

Rabu, 24 April 2024

NASIONAL

23 Mei 2022

09:32 WIB

Papua Barat Optimistis Turunkan Stunting

Optimistis turunkan stunting yang masih tinggi di Papua Barat, yakni 26,2% atau di atas rerata nasional.

Editor: Leo Wisnu Susapto

Papua Barat Optimistis Turunkan Stunting
Papua Barat Optimistis Turunkan Stunting
Anak SD di Kabupaten Pegunungan Arfak (Antara/Toyiban)

MANOKWARI – Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat menyatakan, optimistis menurunkan kasus stunting atau terhambatnya tumbuh kembang anak yang masih tinggi di wilayah itu.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) pada Dinkes Papua Barat, Nurmayanti di Manokwari, Senin (23/5) mengatakan saat ini kasus stunting di Papua Barat berada pada prevelensi 26,2%, jauh lebih tinggi dari angka nasional 24,41%.

Bahkan, lanjut dia, pada enam kabupaten di Papua Barat, kasus stunting-nya lebih dari 30%.

Meski demikian, Dinkes Papua Barat menargetkan pada 2024 kasus stunting di wilayah itu turun hingga 12% atau berada pada angka di bawah 14%.

"Meskipun target kami cukup berat, namun dengan usaha dan kerja keras semua pihak, kami optimistis itu bisa tercapai," kata Nurmayanti.

Baca juga: Program KB Kunci Turunkan Stunting

Menurut dia, tugas untuk menurunkan kasus stunting tidak semata-mata menjadi tanggung jawab jajaran kesehatan, tapi harus melibatkan lintas sektor.

Salah satu upaya konkrit untuk menurunkan kasus stunting, kata Nurmayanti, yaitu semua anak harus mendapatkan imunisasi lengkap untuk menghindari risiko terserang penyakit.

"Imunisasi itu erat kaitannya dengan upaya menurunkan angka stunting. Kami berharap pelaksanaan bulan imunisasi nasional sekarang ini bisa sukses sehingga dengan demikian secara perlahan kita bisa menurunkan angka stunting di Papua Barat," ujar dia.

Penyebab anak mengalami keterlambatan pertumbuhan karena kekurangan asupan gizi saat masa balita. Kekurangan gizi pada anak salah satu faktor pemicunya karena sering sakit, sehingga berimplikasi pada gangguan pertumbuhan.

Baca juga: Angka Prevalensi Stunting Di Sijunjung Capai 30,1%

"Kurangnya imunisasi dari yang seharusnya diterima akan menyebabkan anak lebih sering sakit. Jika sudah sakit maka asupan gizi akan terhambat dan pada akhirnya anak menjadi kurang gizi," kata Nurmayanti.

Menurut data Badan Pencatat Statistik (BPS) Papua Barat, persentase penduduk miskin di provinsi itu mengalami fluktuasi. Pada 2019, persentase penduduk miskin di provinsi yang terbagi atas 13 kabupaten/kota itu mencapai 22,17%. Kemudian, menjadi 21,37% pada 2020 dan naik tipis menjadi 21,84% pada tahun berikutnya.

Jumlah penduduk miskin tertinggi pada 2021 di Provinsi Papua Barat pada 2021 ada di Kabupaten Pegunungan Arfak, yakni 34,7%. Sementara itu, persentase terendah untuk periode sama ada di Kota Sorong dengan 15,35%.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar