c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

NASIONAL

04 September 2025

17:14 WIB

Pakar: Imunisasi Penting Cegah Anak Tertular Campak

Campak selalu jadi ancaman dan imunisasi mencegah komplikasi lebih berat dari penyakit yang menyerang seseorang 

Penulis: Ananda Putri Upi Mawardi

Editor: Leo Wisnu Susapto

<p>Pakar: Imunisasi Penting Cegah Anak Tertular Campak</p>
<p>Pakar: Imunisasi Penting Cegah Anak Tertular Campak</p>

Ilustrasi-Seorang siswa perempuan di Aceh memegang kartu imunisasiANTARAFOTO/Irwansyah Putra.

JAKARTA - Pakar ilmu kesehatan anak dari Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair), Irwanto menyampaikan, imunisasi penting dilakukan untuk mencegah campak. Pernyataan ini merespons maraknya kasus campak dalam beberapa waktu terakhir, salah satunya di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur.

"Vaksin ini mencegah terjadinya komplikasi lebih berat daripada suatu penyakit. Kebetulan kalau campak ini, imunisasi dapat mengurangi risiko komplikasi serius,” terang Irwanto melalui pernyataan tertulis, Kamis (4/9).

Dia menjelaskan, berdasarkan panduan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) imunisasi campak idealnya diberikan saat anak berusia sembilan bulan. Imunisasi campak lantas diulang saat anak berusia 15-18 bulan.

Irwanto juga menerangkan, campak akan selalu menjadi ancaman selama cakupan imunisasi di Indonesia masih rendah. Hal ini contohnya terjadi di Sumenep yang mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) campak karena masyarakatnya menolak vaksin.

Baca juga: KLB Campak Terjadi Di 46 Wilayah 

Meski begitu, dia menyampaikan penolakan vaksin bukan satu-satunya penyebab wabah campak. Ada faktor lain seperti gizi yang buruk dan kurangnya vitamin A yang juga memperbesar risiko anak terjangkit campak. Sebab, kondisi itu membuat tubuh anak melemah dan daya tahan menurun, sehingga anak lebih mudah terinfeksi.

Selain itu, Irwanto meminta orang tua untuk mewaspadai gejala campak. Gejala ini biasanya berupa demam tinggi hingga 40° celcius yang disertai batuk, pilek, dan mata merah. Pada hari ketiga hingga keempat, mulai muncul ruam kemerahan yang menyebar ke seluruh tubuh dan bercak putih kecil di dalam mulut.

Dia berpesan, orang tua harus segera membawa anak ke dokter ketika ruam muncul. Hal ini agar anak mendapatkan diagnosis yang pasti dan penanganan medis lebih awal, sehingga komplikasi dapat dicegah.

Di samping itu, orang tua juga bisa melakukan penanganan awal di rumah. Misalnya, memastikan anak istirahat dengan cukup, tidak dehidrasi, menjaga kebersihan mata, dan memberi obat penurun panas sesuai anjuran.

"Penularannya lewat droplet (percikan) saat batuk atau pilek. Jadi, lakukan isolasi mandiri agar tidak menular ke orang sekitar,” pesan Irwanto.

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan Kejadian Luar Biasa (KLB) campak terjadi di 46 wilayah di 42 kabupaten/kota dan 14 provinsi menurut data per 24 Agustus 2025. Empat belas provinsi itu adalah Sumatera Utara, Sumatera Barat, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DI Yogyakarta, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Bali, dan Gorontalo.

"Data yang masuk ke kami ada 46 KLB campak pasti, artinya campak pasti ini adalah campak yang secara pemeriksaan laboratorium sudah positif," ujar Direktur Imunisasi Kemenkes, Prima Yosephine, dalam konferensi pers daring, Selasa (26/8).


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar