14 Juli 2025
16:01 WIB
MPLS Sekolah Rakyat Diadakan Dua Pekan
Karena tidak ada tes akademik, siswa di Sekolah Rakyat akan menjalani masa matrikulasi usai menuntaskan masa pengenalan lingkungan sekolah
Editor: Nofanolo Zagoto
Anak didik Sekolah Rakyat Menengah Pertama 4 Kota Padang mengikuti masa pengenalan lingkungan sekolah di Padang, Sumatera Barat, Senin (14/7/2025). ANTARA/Muhammad Zulfikar
JAKARTA - Kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di Sekolah Rakyat lebih lama dari sekolah umum, dengan waktu pelaksanaan sekitar 15 hari atau dua pekan. Alasannya, kata Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul, karena seluruh tenaga kependidikan dan siswa sama-sama baru.
"Kalau di sekolah umum yang melakukan pengenalan itu kan hanya murid baru, kalau ini semua baru. Kepala sekolahnya baru, gurunya baru, kemudian juga siswanya baru, tenaga kependidikan yang lain juga baru. Oleh karena itu, waktu kita lebih lama. Mungkin kalau yang umum itu hanya lima hari, kita bisa 15 hari atau dua minggu," kata Gus Ipul di Sekolah Rakyat Menengah Pertama 10 Kabupaten Bogor, Jawa Barat, seperti dilansir Antara, Senin (14/7).
Setelah orientasi, siswa baru diterangkan Mensos akan memasuki masa matrikulasi karena tidak ada tes akademik. Di tahap ini, para siswa akan mendapatkan sosialisasi tentang proses pembelajaran.
"Karena tidak ada tes akademik, anak-anak nanti akan melakukan sosialisasi dan adaptasi proses pembelajaran. Setelah nanti pemahamannya semua sama, maka proses belajar-mengajarnya dimulai. Kurikulumnya sama seperti kurikulum formal, ada pendidikan karakter, ada juga keterampilan, dan lain-lainnya sama," ujar dia.
Kemensos juga bekerja sama dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kementerian PPPA) dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) untuk memastikan tidak ada perundungan atau bullying.
"Tidak ada bullying. Harus dihindari, harus dimitigasi, jangan sampai ada bullying, tidak ada kekerasan seksual, tidak ada intoleransi. Nah dalam keperluannya, kita kerja sama dengan Kementerian PPPA juga dengan KPAI, kemudian juga dengan beberapa lagi lembaga untuk memitigasi agar itu tidak terjadi dengan mekanisme, prosedur, dan mungkin nanti juga dengan teknologi," tuturnya.
Baca juga: 37 Sekolah Rakyat Belum Beroperasi Hari Ini
Sekolah Rakyat digagas oleh Presiden Prabowo Subianto dengan tujuan untuk menyediakan akses pendidikan berkualitas bagi anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem, mengacu pada Desil 1 dan 2 Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).
Program ini menjadi langkah strategis pemerintah untuk memutus rantai kemiskinan melalui pendidikan. Sekolah dengan konsep berasrama ini bersifat gratis, mulai dari jenjang SD, SMP, hingga SMA.
Seluruh siswa akan mengikuti pelajaran formal di siang hari, dan mendapat penguatan pendidikan karakter pada malam hari. Nilai-nilai agama, kepemimpinan, hingga keterampilan hidup menjadi bagian penting dari kurikulum.
Sistem pembelajaran yang digunakan di Sekolah Rakyat mengadopsi fitur Learning Management System dan mengintegrasikannya dengan modul pembelajaran digital sehingga bisa menjangkau anak-anak di wilayah terpencil, dan area-area lain yang selama ini luput dari akses pendidikan berkualitas.