c

Selamat

Senin, 17 November 2025

NASIONAL

15 Januari 2024

18:02 WIB

Moeldoko Nilai Komentar JK Soal Netralitas Jokowi Subjektif

Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko memastikan, Presiden Joko Widodo bersikap netral dalam pemilu

Editor: Nofanolo Zagoto

Moeldoko Nilai Komentar JK Soal Netralitas Jokowi Subjektif
Moeldoko Nilai Komentar JK Soal Netralitas Jokowi Subjektif
Presiden Joko Widodo meninjau kegiatan tanam padi di Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas, Rabu ( 3/12/2024). BPMI Setpres/Rusman

JAKARTA - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menilai komentar Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (JK) yang mengingatkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) harus bersikap netral dalam pemilu, adalah pernyataan yang sangat subjektif.

“Ya itu kan (komentar) subjektif. Kalau belum-belum sudah punya subjektivitas dalam melihat sesuatu ya bisa-bisa salah dalam menilai sesuatu,” ujar Moeldoko ketika ditemui di Kantor Staf Presiden, Jakarta, seperti dilansir Antara, Senin (15/1).

Moeldoko memastikan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) selalu bersikap netral terhadap penyelenggaraan pemilu.

“Ya. Beliau selalu berbicara ‘kita netral’, kata Moeldoko.

Netralitas Presiden juga tampak dari pelayanan publik yang dilakukan pemerintah kepada masyarakat, dengan tanpa mengesampingkan pihak mana pun, dan tanpa memedulikan masyarakat pendukung pasangan calon presiden-calon wakil presiden manapun.

“(Pemerintah) membatasi dalam memberikan pelayanan itu kan tidak (ada),” ujar Moeldoko.

Ketika memimpin sidang kabinet pun, tutur dia, Presiden Jokowi tetap menjaga netralitasnya.

“Enggak ada kita bicara dalam sidang kabinet ‘oh ini kelompoknya (paslon) ini, wong di dalam kabinet sendiri terdiri dari beberapa (pendukung) calon. Jadi kalau Pak Presiden (Jokowi) mengatakan sesuatu, pasti (pendukung) calon yang lain akan dengar,” kata dia.

Sebelumnya, JK mengingatkan kepada aparat negara jika tidak netral dalam pelaksanaan pemilihan umum (pemilu), sama dengan tidak menjalankan perintah presidennya.

Pasalnya, menurut JK, Presiden Jokowi selalu menyampaikan dan memerintahkan agar TNI, Polri, hingga aparatur sipil negara (ASN) untuk bersikap netral.

Pada saat yang sama, JK juga mengingatkan jika Presiden sendiri yang bersikap tidak netral dan melanggar sumpahnya, berarti akan melanggar dua hal, yakni melanggar UUD 1945 dan melanggar janjinya kepada Tuhan.

"Sumpah seorang presiden itu dimulai dengan ‘demi Allah saya akan melaksanakan tugas-tugas itu sebaik-baiknya dan seadil-adilnya’," kata JK, yang telah mendeklarasikan dukungannya kepada pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar