Modus Baru Kecurangan UTBK SNBT; Pasang Kamera Di Behel Dan Kuku
Panitia SNPMB menemukan 14 kasus kecurangan dalam UTBK SNBT 2025, ini termasuk kecurangan peserta memasang kamera pada behel gigi, kuku, ikat pinggang, dan kancing baju
Petugas mengawasi peserta yang mengikuti Ujian Tulis Berbasis Komputer-Seleksi Nasional Berbasis Tes (UTBK-SNBT) di Kampus Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Jakarta Timur, Jumat (25/4/2025). ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah/tom
JAKARTA - Panitia Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) menemukan 14 kasus kecurangan Ujian Tulis Berbasis Komputer Seleksi Nasional Berbasis Tes (UTBK SNBT) 2025 selama dua hari pelaksanaan UTBK pada 23-24 April 2025. Kecurangan tersebut melibatkan 0,0071% peserta dari total 196.328 peserta UTBK pada dua hari pelaksanaan.
"Memang ini sedikit, tapi kami tidak menutup mata terhadap kasus ini dan terus kami lakukan pendalaman," ujar Ketua Umum Tim Penanggung Jawab SNPMB, Eduart Wolok, dalam konferensi pers daring, Jumat (25/4).
Dia memaparkan, umumnya modus kecurangan itu berupa mengambil soal dengan berbagai cara dan sarana teknologi, baik menggunakan ponsel, recording desktop, dan lainnya. Ada pula kecurangan yang dilakukan secara konvensional dan soal dikerjakan oleh pihak lain di luar lokasi ujian.
Selain itu, panitia SNPMB menemukan modus dan alat bantu kecurangan yang baru. Berupa kamera yang dipasang pada behel gigi, kuku, ikat pinggang, dan kancing baju yang tidak terdeteksi oleh metal detector. Tindakan ini dilakukan untuk memperoleh soal secara tidak sah.
Eduart berkata, panitia SNPMB akan terus melakukan langkah preventif dan korektif terkait kecurangan ini. Salah satunya, dengan mendata akun peserta yang diduga curang menggunakan analisis rekaman CCTV dan log aktivitas sistem. Peserta yang terbukti melakukan kecurangan pun akan diberikan sanksi berupa diskualifikasi dari SNPMB.
"Panitia SNPMB juga menjamin proses seleksi akan tetap berlangsung secara adil dan transparan serta mengimbau seluruh peserta untuk tidak resah dan tetap menjunjung tinggi kejujuran," pesan Eduart.
Di samping itu, dia berkata panitia menyiapkan paket soal yang berbeda untuk setiap sesi UTBK. Artinya, jika ada kebocoran soal, maka soal yang bocor adalah soal ujian yang sedang berlangsung, bukan yang akan diujikan. Soal yang bocor pun sejauh ini hanya sebagian, tidak seluruhnya.
"Tidak ada set soal yang sama dari sesi per sesi, dari hari ke hari. Jadi, kalau kita memiliki 23 sesi di pelaksanaan UTBK ini, maka kami menyiapkan lebih dari 23 set soal," tandas Eduart.