12 Oktober 2023
08:07 WIB
Editor: Leo Wisnu Susapto
MAKASSAR - Menteri Sosial, Tri Rismaharini mengingatkan inklusif disabilitas di semua sektor, yakni pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, politik-keamanan, perdagangan, dan investasi.
“Pembangunan inklusif disabilitas memerlukan kolaborasi dan tidak bekerja secara terpisah,” terang dia pada Penutupan Forum Tingkat Tinggi ASEAN tentang Pembangunan Inklusi Disabilitas dan Kemitraan Pasca-Tahun 2025 (AHLF) di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (11/10).
Risma melanjutkan, pemerintah, swasta, dan organisasi penyandang disabilitas harus bersinergi dan bekerja sama mewujudkan inklusif disabilitas.
Mensos menekankan perlunya memperkuat ketersediaan data disabilitas sehingga bisa membuat kebijakan dan intervensi yang tepat.
Risma juga menyatakan, berwirausaha, memajukan teknologi, dan inovasi merupakan salah satu upaya nyata dalam memberdayakan penyandang disabilitas dan meningkatkan kemandirian mereka.
Tidak kalah penting, Mensos menekankan agar semua pihak harus bersama-sama meningkatkan kesadaran masyarakat. Yakni, tidak melihat disabilitas sebagai sebuah aib.
“Semua itu agar masyarakat tidak melihat disabilitas sebagai sesuatu tidak berdaya, menjadi beban, masyarakat dapat melihat bahwa penyandang disabilitas dapat berkontribusi, dan berperan penting dalam masyarakat,” tegas Risma seperti dikutip dari Antara.
Sementara itu, wakil Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) Jakarta, Tendi Gunawan mengatakan saat ini masih terdapat diskriminasi pekerjaan terhadap penyandang disabilitas. Padahal, katanya, jika diberi kesempatan, maka penyandang disabilitas mempunyai kemampuan sama.
Staf khusus Presiden, Angkie Yudistia mengatakan, semua penyandang disabilitas bisa hidup mandiri.
“Tinggal semua pihak bersama-sama memberikan kesempatan dan kepercayaan terhadap penyandang disabilitas untuk berkarya,” lanjut dia.