29 November 2024
11:37 WIB
Menko Pratikno Harap Penanganan TBC Tak Sebatas Vaksinasi
Penanganan TBC di Indonesia harus dilakukan dari hulu ke hilir dan melibatkan seluruh stakeholder.
Penulis: Oktarina Paramitha Sandy
Editor: Leo Wisnu Susapto
Petugas medis mendata warga saat pemeriksaan rontgen sebagai prosedur Skrining Tuberkolusis di Gedun read more...g PKL, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Selasa (10/11/2020). ANTARAFOTO/Candra Yanuarsyah.
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno mengatakan, penanganan TBC di Indonesia harus dilakukan dari hulu ke hilir dengan memanfaatkan berbagai lini pelayanan masyarakat di Indonesia.
“TBC tidak bisa diselesaikan hanya oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) saja, tetapi juga melibatkan seluruh stakeholder baik di internal pemerintah maupun masyarakat,” papar Pratikno dalam keterangan yang diterima, Jumat (29/11).
Pratikno menjelaskan, penanganan dan pencegahan TBC di Indonesia tidak bisa berhenti sampai di pemberian vaksinasi dan pengobatan saja. Tetapi perlu langkah lanjutan berupa edukasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang TBC serta penguatan infrastruktur kesehatan dalam upaya pemberantasan TBC.
Edukasi ini akan membantu masyarakat untuk memahami apa itu TBC, penyebabnya, cara penularannya, gejala yang perlu diwaspadai, dan bagaimana cara mencegahnya. Terlebih, masih banyak orang yang tidak mengetahui bahwa TBC bisa menular melalui udara, sehingga mereka tidak menerapkan langkah-langkah pencegahan yang benar, seperti memakai masker atau menjaga jarak dengan orang yang sakit.
Tidak hanya itu saja, dengan edukasi akan membantu menghilangkan stigma tentang penyakit tersebut. Menurut dia, hal ini akan memperkuat kesadaran masyarakat sekaligus menciptakan lingkungan yang lebih sehat untuk mencegah penyebaran penyakit.
“Dengan mengedukasi masyarakat bahwa TBC adalah penyakit yang dapat disembuhkan dengan pengobatan yang tepat, orang-orang akan lebih mudah menerima pasien TBC dan mendukung mereka dalam menjalani perawatan,” lanjut Pratikno.
Dia menambahkan, dampak penyakit TBC tidak kalah besar dibandingkan dengan covid-19, yang telah menyebabkan banyak korban jiwa. Dengan demikian, Indonesia memiliki potensi untuk menanggulangi TBC dengan sukses, seperti yang telah dilakukan dalam penanganan covid-19.
“Kuncinya kita harus bisa melihat ini sebagai sebuah krisis, yang kemudian semua pihak harus bekerja keras untuk menyelesaikannya dari hulu ke hilir, semua kementerian dan lembaga terlibat, cara serupa dapat dilakukan untuk penanganan TBC,” papar Pratikno.