c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

NASIONAL

21 Juni 2024

18:28 WIB

Menko PMK Ingatkan Posyandu Kejar Target Penimbangan Dan Pengukuran

Menko PMK Muhadjir Effendy meminta posyandu untuk saling berkolaborasi untuk mencapai target penimbangan dan pengukuran serentak 100% pada akhir Juni 2024

Editor: Nofanolo Zagoto

<p>Menko PMK Ingatkan Posyandu Kejar Target Penimbangan Dan Pengukuran</p>
<p>Menko PMK Ingatkan Posyandu Kejar Target Penimbangan Dan Pengukuran</p>

Kader posyandu menyampaikan informasi dan pencatatan saat kegiatan pengukuran dan intervensi serentak pencegahan stunting di Posyandu Wijaya Kusuma, Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa (11/6/2024). Sumber: AntaraFoto/Arif Firmansyah

JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy, meminta posyandu saling berkolaborasi untuk mencapai target penimbangan dan pengukuran serentak 100% pada akhir Juni ini dalam rangka percepatan penurunan stunting.

“Capaiannya sekarang masih sekitar 50% lebih sedikit, sementara waktunya tinggal sekitar sembilan hari, jadi kita harus percepat dengan melakukan berbagai macam upaya,” kata Muhadjir saat ditemui usai rapat koordinasi percepatan penurunan stunting di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, seperti dilansir Antara, Jumat (21/6). 

Berdasarkan penjelasan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), ternyata belum seluruh posyandu sudah memiliki antropometri, dan itu sangat dibutuhkan. Karena itu dia meminta supaya ada koordinasi dan kolaborasi dengan posyandu lain yang sudah punya alat.

Dia menjelaskan, di suatu wilayah, jadwal posyandu tentu tidak sama dalam melakukan pengukuran dan penimbangan, sehingga penggunaan antropometri bisa dilakukan secara bergantian.

“Dalam mengukur dan menimbang, posyandu tentu tidak melakukan di hari dan jam yang sama, sehingga bisa bergantian, yang penting jangan sampai karena tidak punya alat antropometri, kemudian mengukur dengan alat ala kadarnya, misalnya dengan dacin, enggak boleh, jadi betul-betul menggunakan alat yang standar, walaupun itu masih meminjam dari posyandu yang lain,” ujar dia.

Dia juga menegaskan, terkait penimbangan dan pengukuran serentak di lapangan, yang menjadi penanggung jawab adalah Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dengan kolaborasi lintas sektor.

“Tadi kita undang dari seluruh pemangku kepentingan termasuk TNI/Polri, dan dari TNI/Polri sudah menyanggupi kalau akan memberikan bantuan bagaimana posyandu-posyandu yang mungkin ada kesulitan untuk dijangkau, nanti akan dibantu dari babinsa dan babinkamtibmas,” ucapnya.

Dia juga meminta BKKBN, Kemenkes dan pemerintah daerah saling berkoordinasi untuk menyediakan data pasti tentang posyandu yang belum melakukan pengukuran dan intervensi serentak.

“Saya minta ada data posyandu mana yang belum melakukan kegiatan pengukuran dan intervensi, dan itu nanti akan kita hapus agar dalam waktu sembilan hari ini bisa tercatat targetnya. Nanti akan kita kelompokkan dari daerah mana, siapa yang akan bertanggung jawab, dan kapan akan dilakukan,” tuturnya.

Sementara itu, Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes Maria Endang Sumiwi menjelaskan, pengukuran serentak yang dilakukan di seluruh posyandu menyasar calon pengantin, ibu hamil, dan balita.

“Seluruh posyandu di Indonesia yang jumlahnya sekitar 301 ribu itu melaksanakan pengukuran serentak untuk calon pengantin, ibu hamil, dan balita. Jadi diukur status gizinya, supaya kita mendapatkan informasi status gizi dari sasaran tersebut yang menjadi kunci dari penurunan stunting di Indonesia, termasuk ketika sudah menemukan masalah gizinya, kita intervensi,” kata Maria.

Dia menegaskan, khusus untuk Bulan Juni 2024, pemerintah mengejar target 100% dari ibu hamil, balita, dan calon pengantin.

“Targetnya kita periksa 100%, karena kita ingin mencapai penurunan stunting (14% sesuai arahan Presiden Joko Widodo), utamanya di akhir Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024,” ucapnya.*


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar