c

Selamat

Rabu, 5 November 2025

NASIONAL

17 Oktober 2025

17:43 WIB

Menhut Sesalkan Tiket Sobek di Kawasan Konservasi

Tiket sobek seharusnya sudah diganti cashless payment untuk tertib PNBP.

Penulis: Aldiansyah Nurrahman

Editor: Leo Wisnu Susapto

<p>Menhut Sesalkan Tiket Sobek di Kawasan Konservasi</p>
<p>Menhut Sesalkan Tiket Sobek di Kawasan Konservasi</p>

Pengunjung objek wisata Danau Tambing yang berada di Kabupaten Poso beraktivitas di sekitar tendanya menikmati suasana alam pada momen Libur Lebaran Idul Adha, Minggu (2/7/2023). ANTARA/Moh Ridwan.

JAKARTA - Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni bercerita ketika melakukan blusukan, masih menemukan kawasan konservasi seperti taman nasional dan suaka margasatwa masih menggunakan sistem tiket kertas yang disobek untuk pengunjungnya. Menurut dia, semestinya kawasan konservasi menggunakan tiket elektronik atau cashless payment.

Menurut Menhut, penggunaan tiket sobek membuat penerimaan dari tiket masuk tidak transparan, sehingga berpotensi kehilangan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).

Selain itu, dengan penerapan tiket elektronik, dapat menguatkan sistem kuota pengunjung demi menjaga daya dukung dan daya tampung kawasan konservasi.

Karenanya, Kemenhut sudah melakukan upaya agar sistem pembayaran tiket sobek tak dilakukan lagi. Menhut menyebut, hingga kini sudah membuat sekitar 270 pintu masuk kawasan konservasi sudah menerapkan tiket elektronik atau cashless payment.

“98,17% (kawasan konservasi) sudah cashless payment di beberapa tempat,” jelasnya, pada acara di Aula Fakultas Kehutanan UGM, DI Yogyakarta, Jumat (17/10) yang dipantau daring.

Baca juga: Konservasi Kini Diperluas Sampai ke Areal Preservasi

Pencapaian mengubah ke tiket elektronik itu tidak mudah. Raja Juli mengungkapkan, ada yang mengatakan sistem tiket elektronik tidak bisa diterapkan karena tidak ada sinyal, tidak ada internet, dan sulit untuk bekerja sama dengan perbankan.

“Tapi ketika saya dorong bersama-sama, ternyata bisa. Masih ada sekitar tiga persen lagi yang insyaallah akan kita selesaikan,” ucap dia.

Lebih lanjut, Raja Juli mengatakan, perbaikan pengelolaan taman nasional memang mesti dilakukan. Sebab, 73 taman nasional yang ada diharapkan bisa menjadi ekoturisme yang berkelas dunia.

Salah satu yang dilakukan untuk mencapainya adalah dengan menerapkan nol sampah dan nol insiden di berbagai taman nasional. Hal ini juga ditekankan ke para pengunjung.

“Selama keanekaragaman hayati kita terus membaik, satwa kita terjaga dengan baik, kesejahteraan masyarakat yang ada di sekeliling taman nasional kita baik, maka mekanisme apapun, peraturan apapun yang menghalang-halangi kita untuk menjadikan taman nasional kita ini menjadi taman nasional yang menjadi destinasi wisata yang bersifat internasional, berkelas internasional, akan kita lakukan,” tutur dia.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar