22 September 2025
14:51 WIB
Menhut Ingatkan Badak Harga Diri Bangsa
Selain perburuan, perkawinan sedarah juga menjadi ancaman terhadap populasi badak. Saat ini, baik Badak Jawa maupun Badak Sumatra, populasinya di bawah 100
Editor: Nofanolo Zagoto
Seekor anak badak jawa bersama induknya terekam kamera jebak sedang berkubang di Taman Nasional Ujung Kulon. (ANTARA/HO-Kementerian LHK)
JAKARTA - Menteri Kehutanan (Menhut), Raja Juli Antoni, dalam peringatan Hari Badak Sedunia 2025 mengingatkan, badak jawa (Javan rhinoceros) dan badak sumatra (Sumatran rhinoceros) adalah harga diri bangsa. Untuk itu, badak harus dijaga.
Menhut memperingatkan populasi dua satwa endemik asli Indonesia itu berada dalam kondisi terancam punah, dengan populasi masing-masing spesies diprakirakan berada di bawah 100.
"Temanya benar sekali, cinta badak, cinta Indonesia, bahkan cinta dunia, karena adalah harga diri kita," kata Menhut di Jakarta, Senin (22/9), sebagaimana dilansir Antara.
Untuk itu, dia mengingatkan perlunya sejumlah langkah termasuk memperbaiki tata kelola hutan agar mendukung upaya konservasi yang dilakukan demi menjaga satwa endemik Indonesia seperti badak Jawa dan Sumatra.
Baca juga: Lokasi Translokasi Badak Jawa Dijaga Ketat 24 Jam
Sementara itu, Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kemenhut Satyawan Pudyatmoko mengakui bahwa sejumlah tantangan dihadapi oleh populasi badak asli Indonesia, yang statusnya masuk kategori kritis terancam punah dalam Daftar Merah yang dikeluarkan IUCN, tidak hanya sebatas ancaman perburuan.
Terdapat juga tantangan ekosistem yang terfragmentasi dan potensi pernikahan sedarah (inbreeding) yang mengancam keberlanjutan populasi hewan tersebut.
Untuk badak jawa, katanya, translokasi diperlukan, karena satwa itu menghadapi risiko tinggi dengan keterbatasan daya dukung habitat, rendahnya keragaman genetik, serta tingkat inbreeding mencapai 58,5%.
Saat ini, populasi badak jawa dan badak sumatra disebutkan Kemenhut jumlah masing-masingnya hanya tersisa sekitar 100 di ekosistem alaminya.
"Untuk badak jawa populasi saat ini kita estimasi berkisar antara 87-100 individu dan kami yakin juga individunya kurang dari 100 ekor," kata Satyawan.
Kondisi serupa juga terjadi dengan spesies badak sumatra yang populasinya diperkirakan berada di bawah jumlah 100 individu tersebar di kawasan konservasi di Sumatra, dan tersisa beberapa ekor di Kalimantan.
Pemerintah melalui Kemenhut sedang melakukan sejumlah upaya untuk menambah populasi satwa terancam punah badak jawa yang spesiesnya hanya tersisa di Taman Nasional Ujung Kulon, Banten.
Baca juga: Pemerintah Target Tambah Populasi Satwa Terancam Punah
Dalam Operasi Merah Putih yang diluncurkan pada awal September 2025, Kemenhut bekerja sama dengan TNI dan Yayasan Badak Indonesia (YABI) untuk memindahkan badak Jawa dari Semenanjung Ujung Kulon menuju Javan Rhino Study and Conservation Area (JRSCA) yang masih berada di lokasi konservasi tersebut.
Selain itu, Kemenhut juga baru-baru ini bekerja sama dengan IPB University untuk mengembangkan bank hayati atau biobank dan penerapan teknologi reproduksi berbantu (Assisted Reproductive Technology/ART) untuk menambah populasi badak.
Sementara untuk badak Sumatra, Kemenhut sedang mempersiapkan relokasi badak bernama Pari, satu-satunya badak Sumatra di Kalimantan yang berada di alam liar, untuk masuk ke kawasan konservasi in-situ. Setelah sebelumnya berhasil mengamankan badak Pahu di Suaka Badak Kelian (SBK) di Kalimantan Timur.
"Sekaligus juga nanti penyelamatan badak Sumatra yang berada di Aceh, yang berada di luar Taman Nasional Gunung Leuser," tuturnya.