c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

NASIONAL

29 September 2025

20:17 WIB

Mendagri Instruksikan Pemda Prioritaskan Penanganan TBC

Pemda prioritas penanganan TBC karena jumlah penderita tinggi dan target penderita untuk ditangani masih belum capai target. 

Editor: Leo Wisnu Susapto

<p>Mendagri Instruksikan Pemda Prioritaskan Penanganan TBC</p>
<p>Mendagri Instruksikan Pemda Prioritaskan Penanganan TBC</p>

Ilustrasi obat untuk penyakit TBC. Shutterstock/ESB Professional.

JAKARTA - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menginstruksikan pemerintah daerah (Pemda) untuk memprioritaskan penanganan kasus tuberkulosis (TBC) di wilayah masing-masing.

Tito mengutip data Global Tuberculosis Report 2024, Indonesia menjadi negara dengan estimasi kasus dan kematian akibat TBC tertinggi ke-2 di dunia.

“Ini menjadi atensi serius, dan menjadi sinyal, penanganan TB menjadi perhatian dan prioritas semua daerah,” kata Mendagri dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Percepatan Penuntasan TBC di Kantor Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Jakarta, Senin 

Mendagri menjelaskan, Presiden Prabowo Subianto memberikan atensi serius dalam penanganan TBC. Serta, menugaskan Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Pratikno sebagai koordinator dalam mengatasi kasus tersebut.

Tito yakin, peran aktif pemda mampu mengoptimalkan penanganan TBC berkaca pada penanganan pandemi covid-19 beberapa tahun lalu.

Tito meminta pemda membentuk tim penanggulangan TBC di tiap daerah. Tim itu lalu analisis dan evaluasi (Anev) secara rutin, sehingga perkembangan kasus TBC dapat termonitor.

Mendagri menugaskan Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Administrasi Kewilayahan (Adwil) Kemendagri Safrizal Zakaria Ali bersama Pelaksana Tugas (Plt.) Dirjen Penanggulangan Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Murti Utami untuk memimpin penanganan teknis TBC. Langkah tersebut bakal didukung penyusunan panduan oleh Kemenkes dan Kemendagri.

Daerah dengan penanganan TBC terbaik akan diusulkan untuk memperoleh penghargaan. Secara rutin, progres penanganan TBC oleh daerah juga akan diumumkan kepada publik.

Data Kemenkes
 
Plt Dirjen Penanggulangan Penyakit Kemenkes, Murti Utami menguraikan, menemukan 600.698 orang atau 55% kasus tuberkulosis (TBC) per 27 September 2025 dari target deteksi sebesar 1.090.000 pada 2025. Padahal, seharusnya 70% kasus ditemukan pada September.

Adapun dari sekitar 600 ribu kasus itu, kata Murti, sebanyak 86.516 atau 14% diderita anak-anak, sedangkan sebanyak 514.182 atau 86% kasus diderita orang dewasa.

Kemenkes sudah mampu melakukan pengobatan terapeutik di 90% temuan. Namun, 10 persen ini memang lost contact, atau tidak kembali lagi untuk mendapatkan pengobatan setelah diperiksa.

Untuk inisiasi pengobatan TBC resisten obat, kata dia, targetnya 95%, namun saat ini mencapai sekitar 75%.

Sementara itu untuk keberhasilan pengobatan TBC sensitif obat, mencapai 80% dari target 90%. Pada kasus TBC resisten obat baru tercapai 58% cari target 80%.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar