14 Maret 2025
15:18 WIB
Menag Harap Umat Buddha Tonjolkan Kesakralan
Umat Buddha tonjolkan kesakralan saat memperingati Waisak 2025 di Candi Borobudur.
Editor: Leo Wisnu Susapto
Perwakilan tokoh agama berjalan mengelilingi Candi Borobudur saat pelaksanaan Pradaksina Merdeka di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (17/8/2024). Antara Foto/Anis Efizudin.
JAKARTA - Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menyampaikan pesan kepada umat Buddha, agar menonjolkan kesakralan saat peringatan upacara suci di Candi Borobudur memperingati Waisak tahun 2025.
Pesan itu disampaikan oleh Menag Nasaruddin yang didampingi Dirjen Bimas Buddha Supriyadi saat menerima audiensi dengan para Bhikkhu, Sangha, dan tokoh Umat Buddha di Kantor Kemenag, Jakarta, Jumat (14/3) dikutip dari Antara.
"Saya berharap, Waisak nanti, jangan sampai hilang unsur sakralnya. Kegiatan sakral kemanusiaan Waisak itu jangan lebih menonjolkan aspek selebrasinya. Jangan sampai kemeriahannya mengalahkan kedalamannya. Penghayatan kedalaman makna Waisak itu lebih penting," kata Menag.
Menurut Nasaruddin, penting untuk menambah kesakralan peringatan Waisak dengan menyalakan lilin dalam hati umat.
"Ketika seseorang keluar dari tempat ibadah, lentera dalam hatinya akan terang benderang. Jangan sampai nanti keajaiban-keajaiban agama itu diwarnai dengan sesuatu yang tidak luhur," lanjut dia.
Dia juga berpesan agar peringatan Waisak tidak ada kepentingan-kepentingan tertentu yang non-religi, entah itu kepentingan politik, kepentingan bisnis, kepentingan umum maupun personal. Menurutnya, hal itu, sedapat mungkin harus dipisahkan.
Menag menyampaikan bahwa Candi Borobudur itu harus dipelihara. Namun demikian, kata dia, ada tantangan yang dihadapi berkaitan dengan kesejahteraan Borobudur.
Baca: Candi Borobudur Siap Sambut Perayaan Waisak 2024
Ia menyebut Borobudur itu bukan sekadar benda yang semua orang bisa manasuka berfoto-foto dan melakukan macam-macam di atasnya. Borobudur harus menciptakan pikiran yang datang ke sana menjadi jernih.
"Borobudur itu harus menciptakan pikiran orang yang berkumpul di situ, apapun agamanya. Borobudur itu harus menjernihkan batin seseorang yang datang berkumpul di situ. Tidak peduli agama manapun," kata dia.