20 Oktober 2025
19:30 WIB
Kisah Mereka Yang Berani Menegur Pengendara Merokok
Minimnya penindakan menyebabkan orang merokok saat berkendara di jalan semakin menjamur. Bahkan, banyak yang merasa sah saja melakukannya, padahal ini jelas membahayakan lainnya.
Penulis: Gisesya Ranggawari
Editor: Rikando Somba
Ilustrasi stiker larangan merokok. ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/ama.
JAKARTA - Pengalaman tidak mengenakkan yang dialami anaknya di salah satu tempat makan, sedikit banyak mengubah cara pandang Rocky terhadap orang merokok di tempat umum. Kala itu, Rocky geram mendapati asap rokok mengepul di ruangan, bahkan hingga mengenai mata anaknya.
Semenjak itu, ia menjadi sering menegur orang yang merokok di tempat umum. Terutama, bila asapnya mengenai dirinya dan keluarga secara langsung.
"Ada rasa puas tersendiri kalau habis menegur, seperti perasaan habis menyelamatkan orang," kata Rocky kepada Validnews, Sabtu (18/10) di Bekasi, Jawa Barat.
Rocky bahkan menjadi terbiasa menegur orang yang nekat merokok saat berkendara di jalan raya. Pernah sekali bara api rokok dari seorang pengendara motor tertiup angin dan mengenai jaketnya. Rocky jengkel. Dirinya langsung menegur orang itu.
Saat itu, Rocky masih bisa menjaga emosinya. Pengendara itu ditegurnya dengan sopan. Tapi pernah juga Rocky tidak tahan langsung mengambil rokok dari tangan si pengendara, lalu membuangnya.
"Suatu hari, pas di lampu merah saya ketemu pengendara yang merokok, refleks saja, saya ambil rokoknya, lalu saya buang," ungkap dia.
Kejadian itu tidak sengaja terekam oleh kamera Rocky yang terpasang di helm. Dia kebetulan kerap membuat konten soal bonding antara ayah dan anak. Rocky lantas iseng mengunggah momen itu di akun Instagram pribadinya. Video itu viral. Respons netizen rerata positif. Ternyata, banyak netizen yang sebenarnya geram dengan orang yang merokok saat mengendarai motor.
"Dari situ saya mulai sadar bahwa banyak orang yang setuju dengan tindakan saya, tapi nggak berani tegur langsung, akhirnya saya membuat akun khusus @matabukanasbak buat fokus di edukasi ini," papar Rocky.
Respons positif ini menyemangati Rocky untuk melanjutkan aksi nyata di jalan. Terlebih ia juga sempat beberapa kali melihat ada unggahan video yang berisi orang menderita mata merah akibat abu rokok beterbangan di jalan.
Bapak ini juga tahu ada larangan merokok sambil berkendara dalam Pasal 106 ayat (1) UU No. 22 Tahun 2009 tentang LLAJ. Pasal itu menyebut "setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor di jalan wajib mengemudikan kendaraannya dengan wajar dan penuh konsentrasi". Sanksinya pun ada dalam Pasal 283 UU LLAJ.
Jelas di beleid itu, ada penegasan bahwa "...setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor di jalan secara tidak wajar dan melakukan kegiatan lain yang mengakibatkan gangguan konsentrasi dalam mengemudi dipidana dengan pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau denda paling banyak Rp750.000".
Mainan Pistol Air
Meski memutuskan melanjutkan aksi dan mengunggahnya di akun yang diberi nama Mata Bukan Asbak, Rocky tidak sengaja berputar-putar kota mencari pengendara yang merokok. Semua tetap terjadi secara spontan.
"Tidak saya rencanakan rutin tiap hari. Saya bikin konten sambil jalan saja, biasanya pas antar-jemput anak sekolah. Kalau ketemu pengendara yang merokok, baru saya tegur, sesuai momen yang terjadi, tapi memang sering ada," ucap dia.
Ada banyak cara Rocky menegur pengendara. Dari ‘jurus’ tepok nyamuk, mencomot rokok, menegur halus, hingga menggunakan pistol air digunakannya. Cara yang paling disukai netizen, setahu Rocky, justru teguran menggunakan mainan pistol air.
Pistol air mulanya disarankan oleh salah satu netizen. Kebetulan anaknya juga meminta mainan tersebut. Setelah membelinya, Rocky langsung kepikiran untuk menjajal pistol air itu di jalan.
Saat pertama kali dicoba, Rocky tidak bisa berhenti tertawa. Uniknya, kebanyakan perokok yang 'ditembak' pistol air ternyata ikut tertawa. Rocky senang cara menegur seperti ini ternyata meminimalkan konflik. Sayangnya, cara seperti ini tidak lagi bisa dipakai semenjak pistol air itu rusak. Rocky akhirnya beralih ke yang lebih simpel, dengan menggunakan botol air mineral yang sudah dilubangi kecil tutupnya.
"Ya kebanyakan istilah itu dari netizen, tapi yang paling disukai pistol air karena itu cara menegur paling kocak, yang ditegur dan saya pun sama-sama ketawa," urai Rocky.
Meski sering menegur di jalan, Rocky mengaku tidak pernah sampai berkelahi. Sejauh ini, Rocky terbilang jarang bertemu perokok yang bebal tidak mau mematikan rokoknya, atau tersinggung ketika ditegur.
"Kalau berantem enggak, adu argumen pasti terjadi, tapi hanya baru tiga kali kejadian seperti itu," ucap Founder Komunitas Kawasaki Z Owner Indonesia ini.
Kini, akun @matabukanasbak punya 17,6 ribu pengikut sejak dibuat Juli 2025. Rocky bersyukur aksinya sedikit banyak mempengaruhi orang lain untuk melakukan aksi serupa.
Banyak follower-nya yang mengirim video mereka saat menegur perokok. Banyak juga yang meminta Rocky menjadikan Mata Bukan Asbak sebagai komunitas.
Rocky sangat berharap ke depannya tidak ada lagi yang merokok saat berkendara.
"Ada yang bilang kalau ini mustahil terjadi, saya pun jawab memang mustahil tapi setidaknya gerakan ini bisa menular orang lain untuk ikut menegur perokok saat berkendara," tegas Rocky.

Disindir Teman
Aksi serupa juga dilakukan Arya di Sukabumi, Jawa Barat. Dia rutin melakukan ini sejak tahun 2023, usai matanya terkena bara api dari orang yang merokok saat mengendarai motor. Kejadian itu menyisakan bintik hitam di matanya. Tidak hilang sampai sekarang.
Semenjak itu, Arya kerap resah dan kesal tiap kali melihat pemotor yang merokok. Arya mulanya cuma berani merekam pengendara itu diam-diam. Namun, karena sadar aksi ini justru bisa membuatnya terjatuh dari motor, lama-lama Arya memberanikan diri untuk menegur langsung.
Namun pengalaman Arya sedikit berbeda dari Rocky. Kebanyakan pengendara motor justru malah sewot ketika ditegur dengan sopan. Arya bahkan pernah cekcok sampai nyaris berkelahi. Karena pengalaman itu, Arya jadi kepikiran untuk memvideokan setiap aksinya dan membagikannya ke media sosial.
"Saya sopan, tidak pernah ambil rokoknya, selalu saya tegur ucapan saja, tapi banyak yang nggak terima, sampai cekcok mau berantem di Ciawi, Bogor lalu dipisahkan warga," ungkap Arya kepada Validnews, Minggu (20/10).
"Saya jadi kepikiran untuk videoin saat saya menegur, kemudian di-upload ke instagram. Ternyata banyak respons positif," beber Arya.
Meski menerima banyak komentar positif, ada juga yang bersikap sinis. Ironisnya, komentar sinis itu malah didapat Arya dari teman dekatnya. Arya disebut-sebut sok idealis.
Komentar itu tidak menghiraukannya. Arya yakin tindakannya benar. Terlebih dirinya pernah mengalami matanya terkena serpihan bara rokok.
Kemudian, ada momen instagram Arya dipenuhi komentar yang menginfokan bahwa ada akun yang menjalankan aksi serupa, yaitu Mata Bukan Asbak. Arya merasa ada teman seperjuangan yang menjalankan aksi sama.
"Oh ternyata ada yang punya concern sama juga. Saya jadi makin berani untuk menegur," imbuh dia.
Sekarang akun Arya sudah berkolaborasi dengan akun Mata Bukan Asbak. Ia ingin lebih aktif membuat konten edukasi ini ke depannya. Sebab, ia berharap dapat menularkan aksi ini ke orang lain.
Pasalnya, setahu Arya masih banyak pengendara motor yang merokok, khususnya di daerah tempat tinggalnya di Cicurug, Sukabumi, Jawa Barat.
"Saya analisa ada di mana-mana, ibaratnya Arya vs everybody di sini. Mana kalau ingetin teman lebih susah karena nggak enak," cetus Arya.
Pakar Transportasi dari Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Djoko Setijowarno mengamati penindakan terhadap perokok saat berkendara selama ini nyaris nihil. Ia tidak pernah mendengar ada perokok saat berkendara yang dilaporkan ke polisi karena melanggar UU LLAJ. Kondisi ini menurutnya menyebabkan orang merokok saat berkendara semakin menjamur.
"Karena nggak pernah ada penindakan, ujungnya ya warga lagi yang bergerak," ujar Djoko kepada Validnews, Senin (20/10).
Dia juga memandang penerapan ETLE belum maksimal dalam kasus ini. Padahal, menurutnya merokok saat berkendara juga bisa dikenakan sanksi tilang, sama halnya seperti bermain handphone saat berkendara. Edukasi dari pihak terkait baik Polri dan DLLAJ juga dianggap masih kurang. Makanya, masih banyak yang menganggap merokok saat berkendara itu normal dan wajar.
"Dulu sempat ada rencana pendidikan berlalu lintas di sekolah-sekolah, tapi tidak ada realisasinya," cetus Djoko.
Ia mengapresiasi aksi nyata yang dilakukan oleh Rocky dan Arya. Menurut dia, selain menjaga orang lain dari dampak asap dan bara rokok, secara tidak langsung Rocky dan Arya juga menunjukkan edukasi lewat aksi.
Sebab, Djoko berpendapat para perokok saat berkendara itu mesti mendapat shock therapy berupa teguran. Baiknya menggunakan ETLE atau setidaknya dicatat nomor polisi dan namanya.
"Tapi penindakannya memang belum maksimal. Maka ujungnya masyarakat yang bergerak. Harapannya sih bisa lebih ajek penerapan hukumnya," tutur dia.