16 Oktober 2021
12:29 WIB
Penulis: Oktarina Paramitha Sandy
Editor: Nofanolo Zagoto
JAKARTA - Penipuan yang dilakukan oleh oknum tidak bertanggung jawab di masa perekrutan calon abdi negara kerap terjadi. Untuk itu, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB) meminta masyarakat agar cermat mengenali modus penipuan yang dilakukan para calo yang menjanjikan kelulusan menjadi aparatur sipil negara (ASN) dengan meminta imbalan tertentu.
“Pertama, biasanya calo berusaha mendekati kita, bersikap mengenal, dan berada di sekeliling kita. Di tahap ini mereka sedang melakukan pendekatan,” ungkap Kepala Biro SDM dan Umum Kemenpan RB, Sri Rejeki Nawangsasih saat dalam keterangan tertulis, Jumat (15/10) malam.
Tahap selanjutnya, calo tersebut akan memberi nomor dan menginformasikan bahwa mereka bisa membantu untuk meluluskan peserta menjadi CPNS.
Untuk lebih meyakinkan, calo tersebut juga akan menyatakan kedekatannya dengan pejabat instansi terkait. Terutama dengan pejabat di Kemenpan RB dan Badan Kepegawaian Negara (BKN) sebagai pelaksana teknis seleksi.
Para calo, kata Sri, tak jarang berada di sekitar kantor instansi yang mempunyai regulasi tentang perekrutan.
"Mereka bisa saja menyerupai pegawai Kemenpan RB, baik dari segi pakaian seperti batik atau bahkan mengikuti seragam kami. Ini yang harus benar-benar diwaspadai oleh masyarakat dan para generasi muda yang ingin jadi PNS,” jelasnya.
Masyarakat juga harus bijak ketika dihadapkan dengan situasi tersebut. Melakukan cross check dan konfirmasi kepada instansi yang ditawarkan adalah salah satu upaya untuk menghindarkan diri dari penipuan.
Sri menekankan bahwa pelaksanaan seleksi CASN tidak dipungut biaya. Jadi, jika ada yang meminta imbalan untuk bisa jadi PNS, masyarakat patut curiga.
Lebih lanjut dikatakannya, seluruh calon ASN juga sudah harus mulai memahami core values BerAKHLAK yang harus diterapkan seluruh ASN> Terutama pada nilai akuntabel dan kompeten.
Hal tersebut tak hanya didasari atas penerapan ujian berbasis komputer yang hasilnya bisa dilihat secara real-time. Tapi juga mengedepankan kompetensi peserta untuk dapat melewati nilai ambang batas dengan melakukan tes secara mandiri dan jujur.