c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

NASIONAL

11 September 2025

08:00 WIB

Kemenlu Sebut 100 WNI di Nepal Dalam Kondisi Aman  

Ada 57 WNI yang menetap di Nepal yang dilanda kerusuhan usai aksi protes Gen Z akibat penutupan platform media sosial oleh pemerintah berkuasa.

Editor: Leo Wisnu Susapto

<p>Kemenlu Sebut 100 WNI di Nepal Dalam Kondisi Aman&nbsp;&nbsp;</p>
<p>Kemenlu Sebut 100 WNI di Nepal Dalam Kondisi Aman&nbsp;&nbsp;</p>

Massa mengikuti demonstrasi yang menentang pelarangan media sosial oleh pemerintah Nepal. ANTARA/Anadolu/as.

JAKARTA - Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI memastikan 100 WNI yang saat ini berada di Nepal dalam keadaan selamat di tengah kerusuhan besar anti-pemerintah di negara pegunungan tersebut.

Direktur Pelindungan WNI Kemenlu Judha Nugraha menyatakan terus berkoordinasi dengan KBRI Dhaka yang diakreditasikan ke Nepal, Konsul Kehormatan RI di Nepal, serta simpul Indonesia di Nepal demi memastikan kondisi mereka.

“Hingga saat ini tidak terdapat informasi adanya WNI yang menjadi korban kerusuhan tersebut,” kata Judha dikutip di Antara di Jakarta, Rabu (10/9).

Kemenlu mewajibkan WNI yang saat ini sedang melakukan kunjungan atau berwisata di Nepal, untuk segera lapor diri ke hotline KBRI Dhaka, urai dia.

KBRI Dhaka mencatat terdapat 57 WNI yang tinggal menetap di Nepal. Di saat yang sama, KBRI juga mencatat adanya 43 anggota delegasi RI yang mengikuti beberapa konferensi internasional di Kathmandu, dua anggota TNI yang sedang mengikuti pelatihan, serta 23 wisatawan WNI di Nepal.

Mereka semua dipastikan dalam keadaan aman, kata Direktur PWNI Kemlu.

Merespons keadaan genting yang masih berlangsung di Nepal, Judha memastikan bahwa KBRI telah mengeluarkan imbauan agar para WNI meningkatkan kewaspadaan, menghindari kerumunan, dan terus memonitor situasi keamanan dari sumber otoritas setempat.

Dia menjelaskan bandara internasional di Nepal telah dibuka kembali dan komunikasi dengan para WNI terus dilakukan secara intensif.

Mengenai kemungkinan evakuasi, Judha menyebut akan dilakukan jika kondisi di lapangan mengharuskan.

Keputusan pemerintah Nepal memblokir platform media sosial populer atas dalih tidak mendaftar sesuai regulasi baru ke otoritas setempat memantik unjuk rasa besar-besaran masyarakat Nepal yang mengecam kebijakan pemerintah dan merebaknya korupsi.

Protes yang digerakkan oleh anak-anak muda Generasi Z tersebut seketika berubah menjadi kerusuhan dan penjarahan massal pada Senin (8/0) yang mengakibatkan 19 orang meninggal usai ditembak aparat keamanan dan ratusan lainnya terluka.

Para pengunjuk rasa dilaporkan menyerbu gedung-gedung publik dan kantor-kantor partai politik pemerintah, serta memasuki gedung parlemen sebelum membakarnya. Mereka juga membakar kediaman para pejabat tinggi, termasuk Kantor Presiden.

Kerusuhan menyebabkan istri mantan Perdana Menteri Nepal, Rajyalaxmi Chitrakar, tewas. Pemerintahan sipil runtuh setelah militer mengambil alih kekuasaan menyusul pengunduran diri PM KP Sharma Oli dan Presiden Ram Chandra Poudel.

Buntut kerusuhan tersebut, Perdana Menteri Nepal Sharma Oli mengajukan pengunduran diri kepada Presiden Ram Chandra Paudel yang langsung mempersiapkan pembentukan pemerintahan baru.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar