c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

NASIONAL

09 September 2025

11:07 WIB

Kemenlu Jelaskan Mahasiswa Meninggal di Wina, Austria

Mahasiswa Indonesia meninggal usai mendampingi pejabat Indonesia yang berkunjung ke Wina, Austria.

Editor: Leo Wisnu Susapto

<p>Kemenlu Jelaskan Mahasiswa Meninggal di Wina, Austria</p>
<p>Kemenlu Jelaskan Mahasiswa Meninggal di Wina, Austria</p>

Ilustrasi autopsi Forensik. Shutterstock/Fer Gregory.

JAKARTA - Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI mengonfirmasi bahwa seorang mahasiswa Indonesia, Muhammad Athaya Helmi Nasution, meninggal dunia di Wina, Austria, saat mendampingi pejabat RI yang berkunjung ke negara itu pada akhir bulan Agustus.

Direktur Pelindungan WNI Kemlenu RI, Judha Nugraha pada Selasa (9/9) menerangkan, Athaya adalah mahasiswa di Universitas Hanze di Groningen, Belanda. Dia wafat saat mendampingi kunjungan delegasi pejabat RI di Austria dalam rangka pertemuan dengan otoritas setempat.

Ia menegaskan usai KBRI Wina mengetahui kabar soal meninggalnya Athaya pada 27 Agustus 2025, pihak KBRI segera berkomunikasi dengan pihak terkait dan memberikan bantuan untuk mengurus jenazah mahasiswa RI itu hingga pemulangannya.

“KBRI Wina telah melakukan koordinasi dengan otoritas setempat, dan diperoleh informasi bahwa berdasarkan hasil otopsi, almarhum meninggal karena dugaan kejang atau suspected seizure,” kata Judha dikutip dari Antara.

KBRI Wina, setelah berkoordinasi dengan pihak keluarga, memberikan bantuan kekonsuleran berupa pengurusan dokumen dan koordinasi dengan otoritas setempat. Proses pemulasaran jenazah juga dilakukan atas bantuan komunitas Islam Indonesia di Wina, jelas Judha.

“Sesuai permintaan keluarga, jenazah almarhum telah dipulangkan ke tanah air pada 4 September 2025,” imbuh Judha.

Atas wafatnya Athaya di Austria, Judha menyampaikan, Kemenlu menyampaikan duka cita yang mendalam.

Judha pun memastikan bahwa penugasan panitia yang berasal dari kalangan mahasiswa untuk pendampingan kunjungan tersebut “keseluruhannya dikelola langsung oleh pihak EO (penyelenggara acara) dari Indonesia”.

Kasus meninggalnya Athaya saat mendampingi kunjungan pejabat RI di Wina mendapat respons luas dari kalangan publik, termasuk dari Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di Belanda yang lekas menerbitkan pernyataan sikapnya pada 8 September.

Dalam pernyataan yang mereka unggah di media sosial, PPI Belanda menyebut bahwa Athaya, yang merupakan anggota mereka, kemungkinan besar wafat akibat "sengatan panas yang berkaitan dengan kurangnya cairan dan asupan nutrisi serta kelelahan" usai beraktivitas sebagai pemandu seharian.

PPI Belanda menyayangkan bahwa pihak EO sama sekali tidak menemui keluarga almarhum yang tiba di Wina dan justru melanjutkan acara mereka seperti biasa. Hal ini menyebabkan keluarga korban merasa ada “indikasi menutup-nutupi” terhadap kegiatan yang diikuti Athaya.

Mereka pun menyatakan penolakan terhadap pemanfaatan mahasiswa dalam kegiatan semacam itu tanpa adanya jaminan dan mekanisme yang jelas serta mendesak adanya pertanggungjawaban dari pihak terkait atas wafatnya Athaya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar