21 Oktober 2025
11:49 WIB
Kemenkes Ingatkan Imunisasi Lengkap Anak
Imunisasi lengkap anak untuk kekebalan individu serta orang-orang di sekitar individu dari penyakit.
Penulis: Ananda Putri Upi Mawardi
Editor: Leo Wisnu Susapto
Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin kepada bayi di Posyandu Nuri, Kampung Ifar Besar, Kabupaten Ja yapura, Selasa (12/9/2023). Antara Foto/Gusti Tanati.
JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengingatkan masyarakat tentang pentingnya memberikan imunisasi lengkap pada anak sesuai jadwal dan usia. Hingga saat ini, imunisasi masih menjadi cara paling efektif untuk melindungi anak dari penyakit menular.
"Pelindungan yang diberikan bukan hanya untuk individu yang diberikan imunisasi saja, melainkan juga memberikan kekebalan bagi orang-orang yang ada di sekitar individu tersebut," ujar Direktur Imunisasi Kemenkes, Prima Yosephine, dalam diskusi daring, Selasa (21/10).
Dia melanjutkan, hal itu disebut sebagai kekebalan kelompok yang mampu menjauhkan suatu populasi dari bahaya penyakit. Kekebalan kelompok ini hanya bisa dicapai jika semua anak mendapatkan imunisasi lengkap atau cakupan imunisasi suatu wilayah sudah tinggi dan merata.
Tak hanya itu, dia menyebutkan imunisasi juga mampu mengurangi tingkat keparahan penyakit dan melindungi kelompok rentan. Selain itu, imunisasi memberikan perlindungan jangka panjang dan mencegah terjadinya wabah pandemi.
Meski begitu, Prima menyebutkan sebagian masyarakat belum memahami manfaat imunisasi. Hal ini terlihat dari adanya 1,3 juta anak yang belum mendapatkan imunisasi sama sekali (zero dose). Di samping itu, pada tahun 2025 terjadi 46 kasus Kejadian Luar Biasa (KLB) campak yang menunjukkan rendahnya imunisasi.
Baca juga: Belasan Juta Anak Tak Diizinkan Orang Tua Untuk Terima Imunisasi
Oleh karena itu, dia pun meminta rumah sakit untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terkait imunisasi dan mendorong layanan imunisasi. Harapannya, cakupan imunisasi lengkap bisa meningkat.
Senada, Ketua Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Hartono Gunardi mengatakan, masih ada masyarakat yang ragu untuk imunisasi. Berdasarkan studi, hal ini dipengaruhi oleh pengetahuan ibu tentang imunisasi, keputusan ayah sebagai penentu kebijakan dalam keluarga, hingga faktor agama.
Meski demikian, Hartono berkata sikap masyarakat terhadap imunisasi juga dipengaruhi oleh interaksi dengan tenaga kesehatan. Oleh karena itu, dia mendorong tenaga kesehatan untuk mengedukasi masyarakat tentang keamanan dan manfaat imunisasi. Tenaga kesehatan juga perlu menjelaskan risiko kesehatan yang terjadi jika anak tidak diimunisasi.
"Ini merupakan salah satu peran tenaga kesehatan dan dokter dalam mengurangi angka zero dose," tutup Hartono.