c

Selamat

Senin, 17 November 2025

NASIONAL

01 September 2025

17:00 WIB

Kemenhut Pakai ART Tambah Populasi Satwa Terancam Punah

ART dan bak hayati akan diterapkan Kemehut untuk meningkatkan populasi satwa terancam punah seperti badak jawa dan badak sumatera.

<p>Kemenhut Pakai ART Tambah Populasi Satwa Terancam Punah</p>
<p>Kemenhut Pakai ART Tambah Populasi Satwa Terancam Punah</p>

Dirjen KSDAE Kemenhut Satyawan Pudyatmoko dalam peluncuran Operasi Merah Putih Translokasi Badak Jawa di Jakarta, Jumat (29/8/2025) (ANTARA/Prisca Triferna).

JAKARTA - Kementerian Kehutanan (Kemenhut) akan menggunakan teknologi terbaru untuk meningkatkan populasi satwa terancam punah. Termasuk, menggunakan teknologi asistensi reproduksi atau Assisted Reproductive Technology (ART) yang memanfaatkan bank hayati.    

Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kemenhut Satyawan Pudyatmoko di Jakarta, Senin (1/9) menyampaikan, pemerintah menargetkan peningkatan populasi sejumlah satwa dilindungi termasuk badak jawa (Rhinoceros sondaicus), badak sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) dan badak kalimantan yang merupakan satu spesies dengan yang berada di Sumatra.

Satyawan menjelaskan, dalam upaya konservasi di tingkat internasional, penggunaan ART dan bank hayati (biobank) digunakan untuk membantu peningkatan populasi terancam punah. Seperti yang dilakukan untuk menyelamatkan populasi badak putih (Ceratotherium simum) di Afrika.

"Baru nanti dimasukkan ke surrogate mother, dilahirkan untuk menyelamatkan badak sumatera yang ada di Kalimantan," jelas dia dikutip dari Antara.

Baca juga: Pemerintah Target Tambah Populasi Satwa Terancam Punah

Bank hayati sendiri berfungsi untuk menyimpan genetik jenis spesies langka yang terancam punah. Genetik yang disimpan dimanfaatkan untuk teknologi asistensi reproduksi untuk mendorong penambahan populasi.

Dia menjelaskan bahwa asistensi itu diperlukan karena sejumlah satwa sudah memiliki populasi yang terbatas dengan area yang sudah terfragmentasi. Termasuk badak jawa yang kajian terakhir memperlihatkan tingkat perkawinan sedarah (inbreeding) mencapai 58%.  

Terkait hal itu, langkah translokasi akan dimulai untuk menyelamatkan populasi badak jawa dan menekan tingkat perkawinan sedarah, yang diluncurkan pada 29 Agustus lalu dengan nama "Operasi Merah Putih". 

Pemindahan lokasi itu akan dilakukan dari wilayah Semenanjung Ujung Kulon ke Javan Rhino Study and Conservation Area (JRSCA) di Desa Ujungjaya, Kabupaten Pandeglang, yang masih dalam lokasi Taman Nasional Ujung Kulon. 

Jumlah badak jawa yang akan dipindahkan adalah sepasang jantan dan betina yang dipastikan memiliki hubungan kekerabatan jauh. ART dan biobank akan digunakan untuk mendorong kelahiran anak badak baru di lokasi tersebut.

"Jadi ambilnya tidak acak. Kita ambil individunya sehingga nanti ketika dia dikawinkan mereka berkerabat jauh," kata Satyawan.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar