c

Selamat

Rabu, 5 November 2025

NASIONAL

27 Oktober 2025

13:48 WIB

Kemendes Harap Pewarna Alami Dikembangkan

Pewarna alami bisa bermanfaat bagi ekonomi dan bersifat ramah lingkungan, bermanfaat bagi masyarakat desa.

Editor: Leo Wisnu Susapto

<p>Kemendes Harap Pewarna Alami Dikembangkan</p>
<p>Kemendes Harap Pewarna Alami Dikembangkan</p>

Seorang perajin batik mengeringkan kain batik yang telah selesai diproses menggunakan pewarna alami mangrove di Desa Klaces, Kampung Laut, Cilacap, Jateng, Kamis (4/11/2021). ANTARAFOTO/Idhad Zakaria.

JAKARTA - Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Kemendes PDT) menegaskan, pewarna alami yang digunakan pada kain ataupun pakaian memiliki nilai ekonomi. Sekaligus, bersifat ramah lingkungan sehingga sudah sepatutnya dikembangkan, terutama oleh masyarakat desa.

"Kalau misalnya itu dikelola dengan baik, kemudian juga teman-teman di desa itu diberi edukasi yang baik, pasti nanti akan bisa atau dapat membuat sesuatu yang menghasilkan nilai ekonomis, khususnya bagi Badan Usaha Milik Desa," kata Penasihat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kemendes PDT, Ratu Rachmatuzakiyah dikutip dari Antara di Jakarta, Senin (27/10) saat menghadiri Mini Eco Fashion dan Talkshow Pewarna Alami di Kantor Direktorat Jenderal (Ditjen) Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal (PPDT) Kemendes PDT.

Baca juga: Pewarna Alami Bisa Jadi Solusi Berkelanjutan Kain Indonesia

Sejalan dengan itu, menurut Zakiyah, masyarakat desa pun berhak memperoleh pemberdayaan dan edukasi untuk mengembangkan pewarna alami.

"Warna-warna alami itu menghasilkan warna-warna yang cantik," kata perempuan yang juga menjabat Bupati Serang, Banten ini.

Sebelumnya, Direktur Jenderal (Dirjen) PPDT Kemendes PDT Samsul Widodo telah mendorong desa-desa yang memiliki potensi pemanfaatan pewarna alami agar menjadikan pewarna itu sebagai bahan baku utama pembuatan kain tradisional Indonesia.

Menurut dia, pemanfaatan pewarna alami untuk kain tradisional dapat melestarikan kearifan lokal sekaligus meningkatkan pendapatan masyarakat desa.

“Sebenarnya sebelum kita mengenal warna sintetis, nenek moyang kita itu mempunyai kearifan lokal, yaitu pewarnaan alam. Kami sangat berharap dengan adanya pengembangan menjadi pasta dari pewarnaan alam, sehingga itu bisa menjadi bahan baku untuk pengembangan kain-kain tradisional, baik itu batik, tenun, ataupun wujud yang lain,” kata Samsul Widodo.

Dia juga mengajak pemerintah daerah, komunitas perajin, dan pelaku industri kreatif untuk bersama-sama menindaklanjuti program ini agar pewarna alami dapat menjadi identitas, sekaligus kekuatan ekonomi pedesaan.

Pewarna alami merupakan zat pewarna yang berasal dari tumbuhan, hewan, atau mineral yang digunakan sejak lama untuk mewarnai kain secara ramah lingkungan.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar