01 Oktober 2025
16:51 WIB
Kemenag Siapkan Peta Jalan Pengembangan Madrasah
Peta Jalan Pengembangan Madrasah diperlukan untuk memastikan pengembangan madrasah memiliki arah yang jelas dan tepat, terutama dalam merespons dan beradaptasi dengan perubahan zaman
Editor: Nofanolo Zagoto
Sejumlah orang tua siswa memperhatikan anaknya yang berbaris saat hari pertama masuk sekolah di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1, Depok, Jawa Barat, Senin (15/7/2024). AntaraFoto/Yulius Satria Wijaya
JAKARTA - Kementerian Agama (Kemenag) tengah menyusun peta jalan pengembangan madrasah, yang akan menjadi panduan bersama dalam upaya mewujudkan madrasah berkualitas dan unggulan.
"Kita bisa ikuti pola-pola grand design yang sudah ada, seperti Peta Jalan Pendidikan Indonesia 2025-2045 atau RPJPN," ujar Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag Amien Suyitno di Jakarta, sebagaimana dilansir Antara, Rabu (1/10).
Suyitno menekankan pentingnya dokumen ini sebagai petunjuk arah pengembangan madrasah beberapa tahun ke depan. Ini untuk memastikan proses pengembangan madrasah tidak berjalan secara sporadis. Capaiannya juga rasional.
Menurutnya, jika diperlukan agar dibuat peta jalan dengan rentang waktu 20 tahun.
Namun, kata dia, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perumusan peta jalan pengembangan madrasah.
Pertama, perumusan target capaian yang didasarkan pada empat pilar, yakni akses, mutu, daya saing dan relevansi. Kedua, pentingnya memahami tren perkembangan terkini.
"Grand design harus tidak boleh melupakan isu-isu strategis nasional dan internasional, mengacu pada delapan Standar Nasional Pendidikan (SNP) dan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional," ujarnya.
Baca juga: Guru Madrasah Masih Dapat Perlakuan Diskriminatif
Ketiga, madrasah sebagai bagian integral dari sistem pendidikan nasional harus mampu menjadi agen perubahan yang inklusif, inovatif, dan berdaya saing global.
Direktur KSKK Madrasah Nyanyu Khodijah mengatakan, penyusunan peta jalan ini menekankan pengembangan madrasah yang memiliki arah yang jelas dan tepat, terutama dalam merespons dan beradaptasi dengan perubahan zaman.
"Grand design ini harus menjawab tantangan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kebutuhan masyarakat yang terus berubah. Basisnya adalah data yang jelas, akurat, dan terverifikasi," kata dia.
Sementara itu, Konsultan Pendidikan, Bahrul Hayat, menekankan pentingnya perumusan visi madrasah 2045 yang transformatif.
Bahrul Hayat yang juga mantan Sekjen Kemenag mengingatkan, madrasah selama dasawarsa terakhir mampu muncul ke permukaan dan dapat mengimbangi kualitas sekolah-sekolah nonkeagamaan.