03 Oktober 2025
10:39 WIB
Kalsel Siaga Meski Status Darurat Karhutla Dicabut
Status siaga darurat karhutla Kalsel dicabut pada akhir September 2025 dan menilai penanganan tahun ini lebih terkendali dibanding sebelumnya.
Editor: Leo Wisnu Susapto
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan memastikan bahwa kesiapsiagaan tetap dilakukan meski status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) telah dicabut pada akhir September 2025. ANTARA/HO-Pemprov Kalsel.
BANJARMASIN - Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan memastikan tetap siaga meski status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) telah dicabut pada akhir September 2025.
Kepala Bidang Penanganan Bencana pada Dinas Sosial Provinsi Kalsel, Achmadi mengatakan, penanganan karhutla tahun ini lebih terkendali dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
"Kondisi ini terbantu oleh turunnya hujan, baik hujan buatan maupun alami, yang membuat banyak titik rawan basah dan mudah dipadamkan," kata Achmadi di Banjarbaru, Jumat (3/10) dikutip dari Antara.
Menurut dia, penanganan karhutla tahun ini tidak separah tahun-tahun lalu. Beberapa lokasi yang sebelumnya kering sekarang sudah berair sehingga memudahkan proses pemadaman.
Dinsos Kalsel juga turun langsung ke sejumlah lokasi terdampak karhutla, di antaranya di Pengayuan, Jalan Golf, dan Peramuan.
Baca juga: Skala Karhutla 2025 Meningkat Dibanding 2023
Selain itu, wilayah Banjarbaru dan Kabupaten Banjar juga menjadi perhatian khusus karena termasuk daerah rawan karhutla.
Menurut Achmadi, dalam setiap kejadian, Dinsos menurunkan tim Tagana, Pelopor Perdamaian, mobil tangki, hingga mobil rescue (penyelamatan) untuk percepatan penanganan di lapangan.
“Kita berusaha hadir secepat mungkin agar api tidak meluas, sesuai dengan jangkauan yang bisa kita tangani,” urai Achmadi.
Namun, untuk titik yang sulit dijangkau, penanganan dilakukan dengan bantuan heli bombing dari BNPB.
“Keterlibatan BNPB sangat penting. Dengan heli bombing, area yang tidak terjangkau oleh peralatan darat bisa dipadamkan,” tambah Achmadi.
Ia menjelaskan, faktor cuaca menjadi kunci penting dalam mengendalikan karhutla tahun ini. Sepuluh hari operasi hujan buatan yang dilaksanakan, ditambah hujan alami yang cukup sering turun, membuat potensi kebakaran berkurang drastis.
“Memang karhutla tetap terjadi, tapi intensitas dan dampaknya jauh lebih rendah dibanding tahun-tahun sebelumnya. Ini menjadi pelajaran penting bahwa dukungan cuaca dan koordinasi lintas sektor sangat menentukan,” terang Achmadi.
Meski begitu, Dinsos Kalsel tetap mengingatkan masyarakat agar waspada. Kondisi panas terik masih bisa muncul meski sudah memasuki musim penghujan.
“Potensi karhutla tidak bisa kita abaikan, makanya kita tetap siaga penuh,” katanya.