Jemaah calon haji melakukan Tawaf di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi, Kamis (8/5/2025). AntaraFot o/Andika Wahyu
JAKARTA - Kementerian Agama (Kemenag) berharap jumlah jemaah haji peserta safari wukuf menurun tahun depan. Hal itu menjadi indikasi meningkatnya istithaah jemaah, yaitu kemampuan jemaah secara jasmani, ruhani, pembekalan, dan keamanan untuk menunaikan ibadah haji.
"Tahun depan semoga istithaah lebih baik, sehingga jumlah jemaah safari wukuf semakin berkurang," ujar Direktur Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah Kemenag, Hilman Latief, melalui keterangan tertulis, Selasa (10/6).
Dia menjelaskan, Kemenag memang akan menjadikan safari wukuf sebagai program unggulan. Program ini dinilai sangat bermanfaat untuk jemaah yang kesulitan beribadah haji, baik karena keterbatasan fisik, penyakit bawaan, atau kendala mobilitas.
Meski begitu, Hilman berkata jika jumlah jemaah safari wukuf terus bertambah dari tahun ke tahun, artinya istithaah haji kurang berhasil. Sementara itu, jika istithaah semakin kuat proses ibadah haji pun menjadi lebih mudah bagi jemaah.
Dia memaparkan, tahun ini setidaknya ada 2.600 jemaah yang diusulkan mengikuti safari wukuf. Setelah melalui proses penjaringan, sebanyak 477 jemaah di antaranya terpilih mengikuti program ini. Mereka merupakan jemaah lansia, risiko tinggi, dan disabilitas.
Menjelang puncak haji di Arafah, para jemaah safari wukuf diinapkan di hotel transit. Kini, setelah puncak haji usai mereka dikembalikan ke hotel masing-masing.
Hilman menyebutkan, sepanjang program safari wukuf para jemaah didampingi oleh 120 petugas haji. Dia pun menilai para petugas itu sudah menjalankan amanah dengan penuh kesungguhan.
"Saya ucapkan terima kasih atas dedikasi lebih dari 120 petugas yang mendampingi jemaah safari wukuf. Tentu butuh ketelatenan, kesabaran, dan kesungguhan memberikan pelayanan yang terbaik," tutup Hilman.