c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

NASIONAL

02 Maret 2023

11:52 WIB

Jokowi Sebut Ketakutan Dunia Bukan Lagi Perang

Ketakutan dunia kini pada perubahan iklim yang berdampak pada kenaikan bencana alam sebesar 81%.

Editor: Leo Wisnu Susapto

Jokowi Sebut Ketakutan Dunia Bukan Lagi Perang
Jokowi Sebut Ketakutan Dunia Bukan Lagi Perang
Presiden Joko Widodo memberikan arahan saat pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana (Rakornas PB) 2023 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis (2/3/2023). Antara Foto/Hafidz Mubarak A

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan, perang bukan lagi hal yang paling ditakuti dunia saat ini. Dunia lebih mengkhawatirkan perubahan iklim karena menyebabkan frekuensi bencana alam dunia naik drastis.

"Apa yang ditakuti oleh dunia saat ini? Bukan lagi pandemi, bukan lagi perang, tetapi yang lebih mengerikan yang ditakuti semua negara adalah perubahan iklim. Dan perubahan iklim itu menyebabkan frekuensi bencana alam di dunia naik drastis," kata Jokowi dalam sambutannya di acara Pembukaan Rakornas Penanggulangan Bencana di Jakarta, Kamis (2/3) seperti dikutip dari Antara.

Dia menyampaikan Indonesia menempati tiga negara teratas paling rawan bencana. Menurut Presiden, frekuensi bencana alam Indonesia naik 81%, dari tahun 2010 sebanyak 1.945 bencana, melompat menjadi 3.544 bencana di tahun 2022.

"Kita ini tidak hanya urusan banjir, tidak hanya urusan gunung berapi yang meletus, bukan hanya urusan tanah longsor. Yang lebih sering gempa bumi dan bencana alam maupun non alam lainnya yang kita hadapi," kata Jokowi.

Oleh sebab itu, Presiden menekankan kesiapsiagaan dan kewaspadaan menjadi kunci dalam menghadapi bencana alam.

Dia menegaskan pengelolaan prabencana, tanggap darurat maupun pascabencana harus dilakukan dengan baik oleh semua pihak.

Jokowi juga meminta pemerintah daerah (Pemda) untuk memasukkan risiko bencana ke dalam rencana pembangunan. Oleh karena itu, jelas lokasi rawan bencana yang tidak boleh menjadi sasaran investasi.

“Daerah itu harus memasukkan risiko bencana dalam rencana pembangunannya, dalam rencana investasinya. Ada perencanaannya,” kata Presiden Jokowi.

Dengan masuknya risiko bencana ke dalam rencana pembangunan, kata Jokowi, maka terdapat informasi yang jelas. Lalu, lokasi yang boleh atau tidak menjadi sasaran pembangunan.

Hal tersebut, kata Jokowi, juga akan memudahkan petugas di lapangan untuk menindak pembangunan yang melanggar rencana tata ruang daerah, dan berisiko meningkatkan risiko bencana.

“Pelaksanaan terutama nih betul-betul di lapangan ada orang mau bangun, ‘eh gak boleh’, ada mau bangun ‘eh ini rawan tanah longsor gak boleh’,” kata dia.

Jokowi menjelaskan dirinya sering melihat bangunan-bangunan yang berdiri di dekat sungai padahal lokasi tersebut setiap tahun merupakan daerah banjir.

“Jelas-jelas ada sungai yang setiap tahun banjir di pinggirnya malah ada bangunan-bangunan, berbondong-bondong orang mendirikan bangunan di situ dan dibiarkan. Ini yg sering saya lihat di lapangan,” kata dia.

Maka itu, Jokowi juga meminta agar pemda melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) mengawasi pelaksanaan pembangunan.

“Saya lihat Bappeda itu ada, gunanya Bappeda itu kan perencanaan. Tapi kadang-kadang suka ada perencanaan tapi implementasi di lapangan tidak dimonitor tidak dikontrol. Kelemahan kita di situ,” kata Presiden Jokowi.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar