c

Selamat

Senin, 17 November 2025

NASIONAL

22 Desember 2023

18:31 WIB

Jelang Natal, Penyebaran Covid Tak Terlalu Mengkhawatirkan

Menkes Budi mengimbau masyarakat untuk mewaspadai importasi kasus subvarian Omicron JN.1 yang sedang mengalami tren peningkatan kasus di Indonesia.

Editor: Rikando Somba

Jelang Natal, Penyebaran Covid Tak Terlalu Mengkhawatirkan
Jelang Natal, Penyebaran Covid Tak Terlalu Mengkhawatirkan
Petugas kesehatan menunjukkan vaksin COVID-19 Inavac di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Minggu (17/12/2 023). Antara Foto/Muhammad Adimaja

JAKARTA - Anda yang bepergian selama Natal dan Tahun Baru bisa merasa lebih tenang, terutama dari ancaman terpapar covid-19. Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan, situasi kasus penyebaran virus corona di tanah air menjelang libur Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 tidak terlalu mengkhawatirkan.

"Khusus untuk peningkatan covid-19, kita melihat ada peningkatan covid-19 sudah hampir 2.800 per pekan. Ini memang masih di bawah level 1 WHO," kata Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers Kesiapsiagaan Sektor Kesehatan Menghadapi Masa Libur Natal dan Tahun Baru, yang diikuti dalam jaringan (daring) di Jakarta, Jumat (22/12).

Berdasarkan parameter WHO, ada tiga klasifikasi situasi covid-19 global dalam tiga level. Untuk level 1 berkisar 20 kasus per 100 ribu penduduk per pekan atau setara 56 ribu kasus per pekan jika dikonversi berdasarkan jumlah populasi Indonesia.

Dan, level 2 WHO berkisar di atas 20--50 kasus per 100 ribu penduduk per pekan. Sedangkan level 3 menurut WHO terjadi saat suatu wilayah melaporkan insiden kasus di 50 hingga kurang dari 150 per 100 ribu penduduk per pekan.

"Kita sekarang 2.800 per pekan dari batasan sekitar 56 ribu per pekan, artinya masih relatif sedikit, tapi memang nggak ada kenaikan cukup besar dalam beberapa pekan terakhir," katanya.

Puncak Januari
Meski demikian, Menteri Budi mengimbau masyarakat untuk mewaspadai importasi kasus subvarian Omicron JN.1 yang sedang mengalami tren peningkatan kasus di Indonesia.

"Hasil genom sekuensing kita terhadap JN.1 naik dari hanya 1% di November, 19% di pekan ketiga November, dan di awal Desember ini sudah 43% dari sebaran varian yang ada di Indonesia," katanya.

Budi memperkirakan laju kasus JN.1 mencapai puncaknya pada Januari 2024, menyusul situasi global yang juga mulai mengalami penurunan kasus. 

"JN.1 juga akan naik terus sampai 80--90% dan saat itu puncaknya bisa tercapai. Kalau melihat di Januari ini harusnya puncaknya JN.1 sudah bisa kita lihat," katanya.

Merespons keadaan itu, Kemenkes mengambil bagian dalam agenda pelayanan mudik Natal dan Tahun Baru dengan membuka 2.000 posko kesehatan dan menempatkan 15 ribu petugas di titik kritis, seperti jalan tol, stasiun kereta api, bandara, pelabuhan, atau tempat di mana terjadi pergerakan masyarakat yang masif.

Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan, seperti kendaraan umum yang padat penumpang. 

"Untuk sekarang vaksinnya masih ada di puskesmas-puskesmas untuk bisa mendapatkan vaksin tambahan, setidaknya bisa mengurangi keparahan kalau misalnya kena covid-19," katanya.

Awasi Mobilitas
Sebagai upaya mitigasi, Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu meminta pengawasan di bandara dan pelabuhan yang menjadi pintu masuk diperketat untuk mengantisipasi lonjakan kasus covid-19.

"Sebagai salah satu pintu masuk dari luar, kami sudah melakukan persiapan penerimaan penumpang sesuai SOP (standar operasional prosedur)," kata Ita, sapaan akrab Hevearita di Semarang, Kamis.

Pemkot Semarang juga terus berkoordinasi dengan manajemen Bandara Internasional Ahmad Yani dan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara ketat. 

Apalagi, kata dia, pada masa liburan Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 dengan banyaknya penumpang yang datang ke Semarang, terutama yang berasal dari luar negeri.

"Di Bandara Semarang ada 'extra flight', meskipun ada delapan yang diajukan, namun masih dua yang berjalan," kata perempuan pertama yang menjadi Wali Kota Semarang itu.

Sementara dari Pelindo III sebagai pengelola Pelabuhan Tanjung Emas menyatakan saat ini hanya ada aktivitas rutin kapal dari Kalimantan di pelabuhan tersebut. 

Dikutip dari Antara, pada 24 Januari 2024, rencananya ada kapal pesiar Singapura yang akan berlabuh di Pelabuhan Tanjung Emas, tetapi dari Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kementerian Kesehatan telah bersiaga.

Menurut dia, KKP akan mengecek jika ada KLB (kejadian luar biasa) maupun penumpang yang terindikasi Covid-19, sebagai langkah antisipasi dan pencegahan penyebaran kasus paparan. 

Diakuinya, lonjakan kasus paparan virus corona di Singapura sedang tinggi sehingga diperlukan kewaspadaan, mengingat temuan kasus covid-19 di Semarang ada yang setelah bepergian ke Singapura. 

"Kalau di bandara, belum ada 'direct flight' langsung dari luar negeri. Namun, kalau di pelabuhan, masih ada kapal 'cruise' dari Singapura," katanya.

Sebagai langkah antisipasi, Dinas Kesehatan Kota Semarang juga telah berkoordinasi dengan pihak KKP Kemenkes untuk menyiapkan segala kemungkinan, termasuk tempat isolasi jika ada penumpang yang positif. 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar