03 September 2025
08:00 WIB
Ini Peran Direktur Lokataru Tersangka Penghasut Aksi Anarkis
Direktur Lokataru kolaborasi dengan admin akun media sosial lain menghasut pelajar untuk anarkis pada aksi di Jakarta.
Penulis: James Fernando
Editor: Leo Wisnu Susapto
Konferensi pers di Markas Polda Metro Polda Jaya di Jakarta, Selasa (2/9/2025). terkait perkara penghasutan pada demonstrasi di Jakarta. ANTARA/Mario Sofia Nasution.
JAKARTA - Polda Metro Jaya mengungkapkan, Direktur Lokataru Foundation, Delpedro Marhaen (DMR) dan lima orang lain disangka menghasut pelajar dan anak-anak, untuk melakukan kerusuhan pada demonstrasi di Jakarta pada pekan keempat Agustus 2025.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary di Jakarta, Selasa (2/9) menyampaikan, Delpedro, staf Lokataru lainya Mujaffar Salim (MS), dan empat tersangka lainnya menyebarkan hasutan yang ditujukan kepada para pelajar melalui platform media sosial.
Baca juga: Direktur Lokataru Ditangkap Karena Dugaan Penghasutan Aksi Anarkis
Menurut Ade, hasutan yang mereka sampaikan lewat media sosial telah mendorong pelajar dan anak-anak untuk ikut melakukan kerusuhan yang bisa membahayakan keselamatan mereka di lokasi unjuk rasa.
"Pelaku DMR ini merupakan admin akun Instagram LF yang berperan melakukan kolaborasi dengan akun lainnya menyebarkan ajakan dan menghasut pelajar melalui sejumlah tagar dan postingan untuk melakukan aksi anarkis," urai Ade.
Mujaffar sebagai admin akun @bpp (blok politik pelajar), menurut penyidik, juga berkolaborasi dengan pemilik akun lain untuk menyebar ajakan melakukan perusakan.
Lalu SH (Syahdan husein) admin akun Instagram @gejayana memanggil, dan KA (Khariq Anhar) sebagai admin Aliansi Mahasiswa Penggugat berkolaborasi untuk menghasut orang melakukan aksi dan perusakan.
Sementara itu, RAP selaku admin akun @RAP menurut polisi menyampaikan tutorial pembuatan bom molotov dalam siaran langsung di platform media sosial yang banyak dilihat oleh pelajar.
Polisi menyampaikan bahwa RAP juga menjadi koordinator pembawa bom molotov ke lokasi unjuk rasa.
"Pelaku ini juga membagikan lokasi-lokasi bom molotov yang sudah disiapkan dan dapat diambil peserta untuk ikut aksi unjuk rasa," kata Ade.
Pelaku berinisial FL sebagai admin akun @fg melakukan siaran langsung di platform media sosial saat demonstran melakukan kerusuhan pada Senin (25/8).
Setidaknya, lanjut Ade ada 202 anak, 26 mahasiswa dan 109 warga yang datang karena terhasut oleh ajakan mereka di media sosial. Mereka datang ke lokasi tanpa menyampaikan aspirasi dan langsung melakukan aksi anarkis.
"Para tersangka menyebarkan flyer di media sosial dengan seruan 'kita lawan bareng', #jangantakut, dan #polisibututjangantakut," lanjut Ade.
Ade menuturkan, selain para tersangka provokator, penyidik juga menangkap 794 perusuh. Di mana, aksi anarkis yang terjadi didominasi oleh pelajar anak di bawah umur.
Kepala Unit 2 Kamneg Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kompol Gilang Prasetya mengatakan, siaran langsung FL yang memperlihatkan kerusuhan semasa unjuk rasa ditonton sampai sekitar 10 juta orang.
Petugas juga melakukan analisis serta pendalaman melalui laboratorium forensik digital mendapati ajakan-ajakan untuk memperbesar kerusuhan yang disampaikan melalui platform media sosial.
Polisi menangkap tersangka DMR, MS, SH, KA, RAP, dan FL karena berperan dalam mengajak pelajar dan anak-anak untuk ikut melakukan kerusuhan di sejumlah lokasi unjuk rasa.
"Kami sudah melakukan monitoring dan analisis untuk mengungkap kasus ini sejak Senin (25/8)," kata Ade.