c

Selamat

Selasa, 18 November 2025

NASIONAL

09 Desember 2021

11:30 WIB

Inggris Dan Kanada Ikut Boikot Diplomatik Olimpiade Beijing

Aksi Boikot Inggris, Kanada, Australia dan AS dilakukan dengan tidak mengirim pejabatnya ke Olimpiade Beijing, meskipun atlet-atlet mereka tetap akan bertanding

Inggris Dan Kanada Ikut Boikot Diplomatik Olimpiade Beijing
Inggris Dan Kanada Ikut Boikot Diplomatik Olimpiade Beijing
Para peserta mengibarkan bendera berlogo Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022 dalam peluncuran slogan di Beijing, China, Jumat (17/9). Antara Foto/Reuters/Tingshu Wang

JAKARTA – Aksi boikot Olimpiade Musim Dingin Beijing, China makin ramai. Rabu (8/12) Kanada dikabarkan bergabung dengan Inggris, Australia dan Amerika Serikat yang disebut China sebagai "sikap politik" dan kampanye kotor.

Amerika Serikat adalah negara pertama yang mengumumkan boikot diplomatik Olimpiade Musim Dingin (Winter Olympic) yang digelar di Beijing, China, pada 4–20 Februari 2022 tersebut, Senin (6/12). Washington menyatakan pejabat pemerintahnya tidak akan menghadiri Olimpiade Beijing karena "kekejaman" hak asasi manusia China. Pernyataan ini dilontarkan hanya beberapa pekan setelah pembicaraan untuk meredakan ketegangan hubungan antara dua negara ekonomi terbesar dunia tersebut.
 
China, Selasa (7/12) mengatakan, Amerika Serikat akan "membayar harga" untuk keputusannya dan memperingatkan tindakan balasan meski tidak memberikan rincian. Komite Olimpiade Internasional (IOC) sendiri berusaha untuk meredam boikot diplomatik yang berkembang.
 
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengatakan, Beijing seharusnya menyadari kekhawatiran lama Barat soal hak asasi manusia di China. "(Jadi) seharusnya tidak mengejutkan bahwa kami memutuskan untuk tidak mengirim perwakilan diplomatik," ujar Trudeau seperti dikutip dari Reuters, Kamis (9/12).
 
Keputusan Trudeau tersebut tampaknya akan menambah ketegangan pada hubungan yang sudah tegang, karena penahanan Chief Financial Officer Huawei Technologies Meng Wanzhou, berdasarkan surat perintah AS. Meng berada di bawah tahanan rumah di Vancouver.

Dia berjuang melawan ekstradisi ke Amerika Serikat selama hampir tiga tahun atas tuduhan penipuan bank. Dia dibebaskan dan kembali ke China pada bulan September.
 
Dua warga Kanada, Michael Kovrig dan Michael Spavor yang ditangkap oleh Beijing tak lama setelah penahanan Meng pada 2018, juga dibebaskan pada September.
 
Sementara itu, Presiden IOC Thomas Bach mengatakan komite selalu memperhatikan partisipasi para atlet di Olimpiade. "Kami menyambut baik dukungan untuk tim Olimpiade mereka yang telah ditekankan oleh semua pemerintah ini," kata Bach.
 
 "Ini memberikan kepastian kepada para atlet dan ini tentang IOC."
 
Menanggapi pertanyaan apakah Inggris akan mengikuti jejak Amerika Serikat, Perdana Menteri Boris Johnson mengatakan, akan ada boikot diplomatik yang efektif terhadap Olimpiade Musim Dingin di Beijing. Ia menyatakan, tidak ada menteri dan pejabat Inggris yang diharapkan hadir.
 
"Saya tidak berpikir bahwa boikot olahraga masuk akal dan itu tetap menjadi kebijakan pemerintah," kata Johnson. Pernyataan ini menunjukkan, atlet Inggris berkemungkinan masih akan berkompetisi.
 
Meski begitu, China dengan tegas mengatakan tidak mengundang pejabat Inggris. "Pemerintah China belum mengundang menteri atau pejabat pemerintah dari Inggris untuk menghadiri Olimpiade Musim Dingin Beijing," kata juru bicara kedutaan besar China di London.
 
"Mempermasalahkan kehadiran pejabat pemerintah di Olimpiade Musim Dingin Beijing pada dasarnya adalah kampanye pencemaran nama baik politik," lanjutnya.

Saluran Diplomatik
Sebelumnya, Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengatakan, keputusan boikot diplomatik Olimpiade diambil setelah perjuangan Australia untuk membuka kembali saluran diplomatik dengan China, buntu. Khususnya terkait dugaan pelanggaran hak asasi manusia di wilayah barat Xinjiang dan langkah Beijing melawan impor Australia buntu.
 
 Saat mengumumkan rencana tersebut, Morrison mengatakan, Beijing belum menanggapi beberapa masalah yang diangkat oleh Canberra, termasuk tuduhan pelanggaran hak. 

"Australia tidak akan mundur dari posisi kuat yang kami miliki untuk membela kepentingan Australia, dan jelas tidak mengherankan bahwa kami tidak akan mengirim pejabat Australia ke Olimpiade itu," kata Morrison, dikutip dari AFP, Rabu.

Hubungan Australia dengan China memang memburuk dalam beberapa tahun terakhir. Terutama ketika Beijing memberlakukan sanksi hukuman terhadap barang-barang Australia dalam perselisihan politik sengit yang telah menjerumuskan hubungan ke dalam krisis paling serius, sejak kejadian Lapangan Tiananmen pada 1989.

China marah atas kesediaan Australia membuat undang-undang operasi pengaruh luar negeri, yang melarang kontrak 5G Huawei dan menyerukan penyelidikan independen mengenai asal-usul pandemi virus corona. Sejumlah barang Australia--termasuk barli, batu bara, kapas, kayu, lobster karang, anggur, daging sapi, biji-bijian, dan produk susu--semuanya dikenakan sanksi dari mitra dagang terbesarnya itu. 

Langkah Australia baru-baru ini, seperti melengkapi angkatan lautnya dengan kapal selam bertenaga nuklir di bawah pakta pertahanan baru dengan Inggris dan Amerika Serikat, secara luas dilihat sebagai upaya untuk melawan pengaruh China di kawasan Pasifik. Hal ini semakin membuat marah Beijing.

Setidaknya dua warga Australia saat ini ditahan di China, jurnalis Cheng Lei ditahan selama lebih dari satu tahun dan akademisi Yang Jun diadili karena spionase.

Morrison mengatakan para pejabat Canberra "selalu terbuka" untuk melakukan pembicaraan dengan Beijing, tetapi upaya itu telah ditolak.

"Tidak ada hambatan yang terjadi di pihak kami, tetapi pemerintah China secara konsisten tidak menerima kesempatan bagi kami untuk bertemu membicarakan tentang masalah ini," ucapnya. 

China sendiri telah membantah melakukan kesalahan di Xinjiang dan mengatakan tuduhan itu dibuat-buat. Juru bicara kementerian luar negeri China Wang Wenbin mengatakan, politisi Australia terlibat dalam ‘posisi politik’. "Apakah mereka datang atau tidak, tidak ada yang peduli," dia menambahkan.

Persiapan Atlet
Komite Olimpiade Australia mengatakan boikot tersebut tidak akan berdampak pada persiapan atlet untuk Olimpiade, yang berlangsung mulai 4 hingga 20 Februari. Dipastikan "opsi diplomatik" adalah urusan pemerintah.
 
Bagi Komite Olimpiade Kanada (COC), boikot diplomatik menunjukkan perbedaan antara partisipasi pemerintah dan atlet, sembari menyediakan platform untuk menyoroti masalah China.
 
"Komite Olimpiade Kanada dan Komite Paralimpiade Kanada tetap prihatin dengan masalah di China tetapi memahami bahwa Olimpiade akan menciptakan platform penting untuk menarik perhatian mereka," kata COC, seperti dilansir Reuters

Komite Olimpiade Australia (AOC) mengatakan mereka menghormati keputusan pemerintah, menambahkan bahwa hal itu tidak akan mempengaruhi persiapan tim Australia.

"AOC sangat fokus untuk memastikan bahwa anggota tim dapat melakukan perjalanan dengan aman ke China mengingat kompleksitas lingkungan covid, dengan atlet kami berangkat dari lokasi luar negeri," kata kepala AOC Matt Carroll.

"Membawa para atlet ke Beijing dengan selamat, berkompetisi dengan aman, dan membawa mereka pulang dengan selamat, tetap menjadi tantangan terbesar kami," cetusnya. 

Sekitar 40 atlet Australia diperkirakan akan bertanding di Olimpiade Beijing, yang dibuka pada 4 Februari.

"Atlet Australia kami telah berlatih dan bersaing untuk impian Olimpiade ini selama empat tahun dan kami melakukan segala daya kami untuk memastikan kami dapat membantu mereka berhasil," serunya. 

 

 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar