22 Juli 2025
15:46 WIB
Indonesia Butuh 70 Ribu Dokter Spesialis
Seorang dokter diperkirakan Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin memerlukan setidaknya Rp1 miliar untuk menjadi seorang dokter spesialis
Editor: Nofanolo Zagoto
Ilustrasi dokter spesialis. Shutterstock/Natali _ Mis
JAKARTA - Upaya penambahan dokter spesialis di Tanah Air disebut Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin tidak hanya bisa menggunakan cara konvensional seperti menyekolahkan para dokter dengan skema beasiswa.
Menurutnya, seorang dokter memerlukan setidaknya Rp1 miliar untuk menjadi seorang dokter spesialis. Jadi, untuk memperbanyak jumlah dokter spesialis melalui jalur beasiswa, maka negara membutuhkan setidaknya Rp70 triliun. Sebab, Indonesia membutuhkan sekitar 70.000 dokter spesialis.
"Kita pertama punya masalah dari sisi jumlah, kita harus mengejar 70 ribu (kebutuhan dokter spesialis). Produksi kita 2.700 per tahun sekarang, it will take 26 years," kata Menkes dalam kegiatan Peluncuran Program Akselerasi Pemenuhan dan Distribusi Dokter dan Dokter Spesialis di Jakarta, seperti dilansir Antara, Selasa (22/7).
Selain masalah kebutuhan 70 ribu dokter spesialis, Indonesia diingatkan Menkes juga menghadapi persoalan distribusi dokter yang belum merata.
"Tapi bukan berarti masalah kita hanya di distribusi. Masalah kita yang paling besar kenapa kita tidak bisa mendistribusikan, karena jumlah dokter kita kurang," lanjutnya.
Oleh karena itu, Menkes menekankan konsep paradigma baru pendidikan dokter harus diimplementasikan, yakni pendidikan dokter dengan bekerja sama dengan rumah sakit-rumah sakit umum.
Baca juga: Menhan Sebut RS TNI Kekurangan Dokter Spesialis
Ia menjelaskan hal tersebut dirumuskan dengan studi banding ke beberapa negara maju, antara lain Korea Selatan, Inggris, dan Amerika Serikat, yang menggunakan sistem pendidikan dokter serupa.
"Mereka bekerja, mereka mendapatkan gaji, tidak usah bayar uang kuliah dan juga boleh bekerja, sehingga dengan demikian jauh lebih murah dari sisi biaya negara dan jauh lebih tersebar perekrutannya. Karena yang rekrut aja rumah sakit-rumah sakit lokal, yang di-upgrade mutunya," papar Menkes.
"Putra-putra daerah akan mendapatkan kesempatan yang baik. Tidak usah dia bersaing dengan orang-orang dari Jakarta atau dari Bandung. Ini sebenarnya kita pakai bagaimana caranya kita bisa mengembangkan pendidikan ini." tutur Menkes.