02 Desember 2023
08:47 WIB
Editor: Leo Wisnu Susapto
JAKARTA - Presiden Joko Widodo menyatakan, Indonesia membutuhkan investasi lebih dari setriliun dolar AS untuk mencapai target emisi nol bersih pada 2060.
Hal itu disampaikan Presiden Joko Widodo pada KTT Perubahan Iklim COP28 di Dubai, Persatuan Emirat Arab, Jumat (1/12), seperti dikutip dari Antara di Jakarta, Sabtu (2/12).
“Indonesia ingin bekerja keras mencapai emisi nol bersih tahun 2060 atau lebih awal,” ungkap Presiden.
Agar, sambung Presiden, Indonesia menikmati pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Sekaligus, bisa menurunkan kemiskinan, dan ketimpangan secara signifikan dan lapangan kerja yang terus tercipta.
Meski demikian, kata Jokowi, negara yang sedang berkembang tidak mampu mewujudkan emisi nol bersih sendiri. Oleh karena itu, Indonesia mengundang kolaborasi dari mitra bilateral, investasi swasta, dukungan filantropi, dan dukungan negara-negara sahabat.
"Kami juga mempunyai platform pembiayaan inovatif yang kredibel, bursa karbon, mekanisme transisi energi, sukuk dan obligasi hijau, pengelolaan dana lingkungan hidup dari result based payment," jelas dia.
Jokowi mengatakan, multilateral development banks (MDBs) atau bank-bank pembangunan dunia juga harus meningkatkan kapasitas pendanaan transisi energi dengan bunga rendah.
Presiden Jokowi menekankan, target Paris Agreement dan emisi nol bersih hanya bisa dicapai jika semua negara bisa menuntaskan masalah pendanaan transisi energi.
"Dari situlah masalah dunia bisa diselesaikan," ujar Presiden Widodo.
Ia meyakini banyak negara berkembang memiliki posisi yang sama dengan Indonesia. Menurut dia, diperlukan kerja sama yang kolaboratif dan inklusif berupa aksi-aksi nyata untuk menghasilkan karya-karya nyata.
"Itulah yang harus kita capai di COP28," tutur Kepala Negara.
Sejauh ini Indonesia dengan segala keterbatasan terus menurunkan emisi karbon. Jokowi menyebut antara tahun 2020 dan 2022 Indonesia berhasil menurunkan emisi karbon 42% dibandingkan perencanaan business as usual pada tahun 2015.
"Kami juga bekerja keras untuk memperbaiki pengelolaan forestry and other land used—FOLU, serta mempercepat transisi energi menuju energi baru terbarukan," kata Presiden.