10 Maret 2025
16:43 WIB
Hingga Maret 2025, BNPB Catat 614 Kejadian Bencana di Indonesia
Kejadian bencana di Indonesia terbanyak terjadi di Jawa Barat, yakni 88 kejadian bencana.
Penulis: Aldiansyah Nurrahman
Sejumlah pekerja menggunakan jasa ojek perahu untuk melintasi banjir di ruas Jalan Raya Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Sabtu (8/3/2025). AntaraFoto/Novrian Arbi.
JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 614 bencana pada Januari hingga 10 Maret 2024. Bencana paling banyak terjadi di Jawa Barat dengan 88 bencana.
Kepala BNPB, Suharyanto menyebutkan, setelah Jawa Barat, provinsi tertinggi terjadi bencana selanjutnya adalah Jawa Tengah dengan 83 kali bencana, Jawa Timur 70 kali bencana, dan disusul Riau dengan 49 kali bencana.
“Indonesia terkenal sebagai daerah yang sangat rawan bencana. Hari ini baru tanggal 10 Maret 2025, kami sudah mencatat 614 kali bencana,” ujarnya, dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi 2025, di Gedung Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Jakarta, Senin (10/3).
Baca: BNPB Catat 629 Karhutla Sepanjang 2024
614 kali bencana tersebut mayoritas adalah bencana hidrometeorologi basah. Adapun rincian bencana yang terjadi yakni banjir 421 kali, cuaca ekstrem 103 kali, tanah longsor 58 kali, kebakaran hutan dan lahan 58 kali, gelombang pasang dan abrasi tiga kali, erupsi gunung api dua kali, dan gempa bumi dua kali.
Dari bencana-bencana ini tercatat 106 orang meninggal dunia, 18 orang hilang, 112 orang dinyatakan luka-luka, dan sebanyak 2.112.157 orang menderita dan mengungsi.
Kemudian akibat bencana rumah yang rusak mencapai 6.612 unit, fasilitas yang rusak sebanyak 65 unit, serta kantor dan jembatan rusak mencapai 126 unit.
Namun, data 614 kali bencana ini tidak menggambarkan keseluruhan bencana seluruhnya. Sebab, data ini merupakan bencana yang dicatat dari daerah yang meminta bantuan kepada BNPB dengan menetapkan status siaga ataupun tanggap darurat.
“Ini belum terhitung bencana-bencana yang pemerintah daerah mengatasi sendiri, yang banjir-banjir kecil, longsor-longsor yang di tingkat desa, tingkat-tingkat RT, RW. Itu mereka tidak minta bantuan BNPB, mereka atasi sendiri. Tentu saja angkanya akan lebih dari 614 kali,” ujar Suharyanto.
Sementara itu, Mendagri Tito Karnavian mengingatkan pemda untuk bekerja membantu masyarakat dalam menghadapi bencana.
“Melihat beberapa bencana yang sudah terjadi terutama hidrometeorologi yang diakibatkan oleh air. Jadi rekan-rekan, kita memang perlu untuk melakukan langkah-langkah. Jangan membiarkan masyarakat mereka bekerja sendiri,” kata di