c

Selamat

Rabu, 5 November 2025

NASIONAL

14 Oktober 2025

09:17 WIB

Hanya 5% Bangunan Sekolah Aman Bencana

Mayoritas bangunan sekolah tidak masuk kategori aman bencana dan dibangun di wilayah berisiko tinggi bencana.

Editor: Leo Wisnu Susapto

<p>Hanya 5% Bangunan Sekolah Aman Bencana</p>
<p>Hanya 5% Bangunan Sekolah Aman Bencana</p>

Ilustrasi-Banjir yang melanda sekolah. ANTARA FOTO/Novian Arbi/hp.

JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menilai, hanya lima persen atau 25 ribu bangunan fasilitas pendidikan masuk dalam kategori satuan pendidikan aman bencana (SPAB).

“Atau di bawah lima persen dari keseluruhan sekolah di Indonesia sekitar 497.576 bangunan,” terang Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dikutip dari YouTube BNPB, Senin (13/10).

Muhari juga menerangkan, banyak sekolah di Indonesia yang berada di daerah berisiko tinggi bencana. Jumlah terbanyak kategori bangunan sekolah di daerah rawan bencana berada di Jawa Timur yakni mencapai 1.890 bangunan.

Lalu disusul dengan Jawa Tengah sebanyak 1.833 bangunan. Kemudian Jawa Barat di angka 1.529 bangunan.

Muhari menjelaskan seluruh bangunan itu berada di daerah berisiko tinggi bencana, yakni gempa bumi, longsor, banjir bandang, dan lain-lain. Oleh karena itu, lanjut Muhari, bangunan sekolah tersebut mesti diaudit lagi kelayakannya.

Muhari melanjutkan, dengan data tersebut, berarti pekerjaan rumah pemerintah cukup banyak untuk menyediakan bangunan fasilitas pendidikan di Indonesia layak pakai.

Pemahaman layak pakai, menurut dia, tidak hanya kuat struktur, tetapi bangunan fasilitas pendidikan ini juga bisa menjadi tempat berlindung bagi para siswa jika terjadi bencana.

Baca juga: BNPB: 75% Sekolah Berada Di Wilayah Rawan Bencana 

Data Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) dalam 15 tahun terakhir terdapat 72.000 satuan pendidikan dan lebih dari 12 juta anak sekolah terdampak bencana. 

Hal tersebut disampaikan Direktur Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Saryadi pada puncak HKB 2025 di Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Sabtu (26/4) pada peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana 2025.

“Tercatat lebih dari 2.500 sekolah setiap tahun dilaporkan terdampak bencana dalam kurun waktu lima tahun terakhir,” ujar dia membacakan sambutan Menteri Pendidikan Sekolah Dasar dan Menengah.

Lebih lanjut, Saryadi mengungkapkan hasil pemetaan Kemendikdasmen dengan BNPB, sebagian besar satuan pendidikan berada di zona rawan bencana.

Dia mengutarakan, lebih dari 400 ribu sekolah berada di daerah rawan gempa bumi, 200 ribu sekolah rawan bencana banjir. Lalu, 49 ribu sekolah di rawan bencana tanah longsor, 8 ribu sekolah berada di daerah rawan tsunami, 8 ribu di kawasan bencana letusan gunung api. Serta, 17 ribu sekolah berada pada rawan banjir bandang dan 50 ribu sekolah berada di rawan bencana asap dan karhutla. 

Selain itu, Saryadi menyampaikan lebih dari 57% sekolah memiliki lebih dari dua ancaman bencana.

“Lebih dari 25 juta siswa dan 1,5 juta guru berada di sekolah dengan ancaman bencana kategori sedang hingga tinggi,” tambah Saryadi.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar