c

Selamat

Senin, 17 November 2025

NASIONAL

02 Agustus 2025

08:27 WIB

Gunung Lewotobi Meletus Dengan Abu Setinggi 18 Km

Gunung Lewotobi meletus pada Sabtu (2/8/2025) menimbulkan kolom abu setinggi 18 km dan statusnya masih Level IV atau "Awas".. 

Editor: Leo Wisnu Susapto

<p>Gunung Lewotobi Meletus Dengan Abu Setinggi 18 Km</p>
<p>Gunung Lewotobi Meletus Dengan Abu Setinggi 18 Km</p>

Visual Erupsi G. Lewotobi Laki-laki 1 Agustus 2025 Pukul 20.48 WITa. vsi.esdm.go.id.

LABUAN BAJO - Gunung Lewotobi Laki-laki yang terletak di Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur (Flotim), Nusa Tenggara Timur (NTT) kembali meletus pada Sabtu (2/8) dini hari.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan erupsi terjadi pada pukul 01.05 WITa.

Dalam laporan tersebut, tinggi kolom abu teramati kurang lebih 18.000 meter di atas permukaan laut.

Kolom abu teramati berwarna kelabu hingga hitam dengan intensitas tebal condong ke arah barat daya, barat, dan barat laut.

Mengutip dari Antara, erupsi itu terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 47.3 mm dan durasi sementara kurang lebih 14 menit lima detik.

Erupsi tersebut disertai suara gemuruh dan dentuman kuat terdengar di Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Lewotobi Laki-laki.

Baca juga: Gunung Lewotobi Laki-laki Meletus, Tinggi Abu Capai 18 Km    

Saat ini Gunung Lewotobi Laki-laki berada pada Status Level IV (Awas). Oleh karena itu masyarakat dan pengunjung diimbau PVMBG untuk tidak melakukan aktivitas apapun dalam radius enam kilometer (km) dan sektoral barat daya-timur laut tujuh km dari pusat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki.

PVMBG juga meminta masyarakat mewaspadai potensi banjir lahar hujan pada sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Lewotobi Laki-laki apabila terjadi hujan dengan intensitas tinggi, terutama daerah Desa Dulipali, Padang Pasir, Nobo, Nurabelen, Klatanlo, Hokeng Jaya, Boru, dan Nawakote.

Selain itu, masyarakat diimbau memakai masker atau penutup hidung-mulut untuk menghindari bahaya abu vulkanik pada sistem pernafasan.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar