c

Selamat

Senin, 17 November 2025

NASIONAL

13 Februari 2025

18:26 WIB

Gunung Lewotobi Laki-laki Kini Berstatus Awas

Gunung Lewotobi Laki-Laki kembali kembali menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik yang signifikan selama periode 5-13 Februari 2025

Penulis: Oktarina Paramitha Sandy

Editor: Nofanolo Zagoto

<p>Gunung Lewotobi Laki-laki Kini Berstatus Awas</p>
<p>Gunung Lewotobi Laki-laki Kini Berstatus Awas</p>

Gunung Lewotobi Laki-Laki mengeluarkan lava pijar terpantau dari Desa Pululera, Wulanggitang, Flores Timur, NTT, Senin (29/1/2024). Antara Foto/Mega Tokan


JAKARTA - Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan, Gunung Lewotobi Laki-Laki kembali kembali menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik yang signifikan.

Berdasarkan hasil pemantauan visual periode pengamatan 5-13 Februari 2025, gunung ini terlihat mengeluarkan asap kawah utama berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas bervariasi dari tipis hingga tebal. Tinggi asap mencapai 50-1.500 meter dari puncak, sementara letusan yang terjadi mencapai ketinggian 500-800 meter.

“Kami meminta masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki untuk bersiaga, meski cuaca di sekitar gunung bervariasi dari cerah hingga hujan tetapi angin bertiup ke berbagai arah,” ujar Muhari dalam keterangan yang diterima, Kamis (13/2).

Muhari menjelaskan, kenaikan tingkat aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki dari Level III (Siaga) ke Level IV (Awas) resmi ditetapkan pada Kamis (13/2) pukul 03.00 WITA. Status ini menunjukkan bahwa aktivitas vulkanik telah mencapai fase kritis dan potensi erupsi besar semakin meingkat.

Hal ini juga berbarengan dengan peningkatan aktivitas kegempaan yang terekam dalam periode pemantauan terbaru. Berdasarkan data kegempaan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), dalam periode ini tercatat 43 kali gempa letusan/erupsi, 987 kali gempa hembusan, 388 kali gempa harmonik, serta beberapa jenis gempa lainnya yang menunjukkan adanya suplai magma dan peningkatan tekanan dari dalam gunung. 

Data kegempaan ini memberikan indikasi kuat bahwa suplai magma terus berlangsung dan tekanan dari dalam gunung semakin meningkat. Peningkatan jumlah gempa hembusan dan harmonik menandakan adanya pergerakan fluida dan pelepasan gas dari magma yang mengisi rekahan-rekahan di dalam gunung.

“Selain itu, gempa vulkanik dangkal yang meningkat mengindikasikan aktivitas magma dalam kantung magma semakin intens dan bergerak menuju permukaan,” ujar Muhari. 

Dengan kondisi tersebut, langkah antisipasi menjadi sangat penting guna mengurangi risiko bagi masyarakat yang berada di sekitar gunung. Terkait hal ini, masyarakat diimbau untuk menghindari aktivitas dalam radius enam kilometer dari pusat erupsi serta sektoral barat daya-timur laut sejauh tujuh kilometer.

“Selain ancaman erupsi, potensi banjir lahar hujan juga harus menjadi perhatian utama, terutama bagi warga di daerah aliran sungai yang berhulu di puncak gunung,” ujar Muhari. 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar