c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

NASIONAL

25 April 2022

20:27 WIB

Gunung Anak Krakatau Siaga, Nelayan-Wisatawan Dilarang Mendekat

Status Siaga Gunung Anak Krakatau berlaku sejak tanggal 24 April 2022, pukul 18.00 WIB.

Editor: Nofanolo Zagoto

Gunung Anak Krakatau Siaga, Nelayan-Wisatawan Dilarang Mendekat
Gunung Anak Krakatau Siaga, Nelayan-Wisatawan Dilarang Mendekat
Kawasan Gunung Anak Krakatau diamati dari pesisir Pantai Carita, Pandeglang. ANTARA/HO-Mansur

ANYER – Nelayan dan wisatawan diminta tidak mendekat kawasan Gunung Anak Krakatau di Perairan Selat Sunda guna menghindari terkena bebatuan lava pijar.

“Kami menyampaikan peringatan larangan itu, karena bisa menimbulkan korban jiwa," kata Kepala Pos Pemantauan Gunung Anak Krakatau (GAK) Pasauran Serang, Deni Mardiono di Serang, Banten, seperti dilansir Antara, Senin (25/4).

Saat ini, Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bandung menaikkan status Waspada (Level II) menjadi Siaga (Level III). Status Siaga berlaku sejak tanggal 24 April 2022, pukul 18.00 WIB.

Selama ini, aktivitas GAK terjadi peningkatan cukup signifikan, sehingga menjadi Siaga dengan radius 5 kilometer dari sebelumnya 2 kilometer.

"Saya kira dengan status Siaga direkomendasikan nelayan dan wisatawan zona aman radius 5 kilometer dari kawah aktif GAK," ujarnya menjelaskan.

Menurut dia, saat ini, GAK dalam periode erupsi yang sebelumnya dominan abu berubah menjadi tipe strombolian dengan menghasilkan lontaran lava pijar pada 17 April 2022. Pada tanggal 23 April 2022 sekitar pukul 12.19 WIB teramati lava mengalir dan masuk ke laut.

Karena itu, aktivitas kegempaan GAK selama 1–24 April 2022 dengan gempa letusan, hembusan, tremor harmonik, low frequency, vulkanik dangkal, vulkanik dalam, serta tremor menerus.

Gempa tektonik dan tektonik lokal sempat terekam peralatan pemantau gunung tersebut. Salah satunya merekam terjadinya gempa terasa dengan kekuatan I MMI. 

"Kami minta warga pesisir pantai tetap tenang dan waspada," katanya.

Ia mengatakan, berdasarkan pemantauan visual terhadap GAK hembusan asap dari kawah berwarna putih dengan intensitas tipis hingga tebal.

Tinggi kolom embusan bervariasi antara 25–3.000 meter dari puncak GAK, namun teramati letusan dengan tinggi antara 50-2.000 meter.

Letusan GAK mengeluarkan abu letusan berwarna putih, kelabu, hingga kehitaman yang dominan mengarah ke wilayah Sumur, Panimbang dan Ujung Kulon mengikuti arah angin. 

Badan Geologi memetakan seluruh tubuh GAK yang berdiameter lebih kurang 2 kilometer masuk dalam kawasan rawan bencana. "Saya kira potensi bahaya dari aktivitas GAK itu lontaran material pijar hingga radius 2 kilometer dari pusat erupsi dan bisa menjangkau jarak yang lebih jauh," katanya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar