22 September 2025
14:17 WIB
Gubernur Bantah Sekda Bali Memarahi ASN
Sekda Bali memarahi ASN terkait arahan pengumpulan donasi untuk korban banjir yang dipatok sesuai pangkat.
Editor: Leo Wisnu Susapto
Sekretaris Daerah (Sekda) Bali Dewa Made Indra diwawancara soal wacana sanksi kurungan terkait pungutan wisman di Badung, Senin (9/9/2024). ANTARA/Ni Putu Putri Muliantari.
DENPASAR - Gubernur Bali Wayan Koster menanggapi viralnya video Sekretaris Daerah (Sekda) Bali, Dewa Made Indra yang memarahi ASN dalam sebuah rekaman video konferensi.
Dalam potongan video, Sekda memarahi ASN di lingkup Pemprov Bali atas tersebarnya arahan pengumpulan donasi bencana banjir yang dipatok sesuai pangkat dibarengi protes pegawai atas nominal yang diminta dan bagaimana transparansinya.
“Tidak menegur, tidak, beliaunya tidak negur,” ucap Koster di Denpasar, Senin (21/9) dikutip dari Antara.
“Sekda sebagai pembina pegawai, wajar saja, dan ini donasinya adalah sifatnya gotong royong sukarela, apa yang jadi masalah?” sambungnya di sela-sela menghadiri ujian disertasi di Fakultas Hukum Universitas Udayana.
Gubernur Koster kembali menegaskan, pengumpulan donasi banjir besar bersifat gotong royong, tidak mempermasalahkan apabila ASN menyumbang tidak sesuai patokan, sehingga menurutnya semestinya tidak lagi dipersoalkan.
“Dipatok itu karena tingkat penghasilannya beda, jenjang pangkatnya beda, kan diberikan acuan mau sesuai acuan, mau lebih besar, mau lebih rendah, tidak (berdonasi) juga tidak apa-apa,“ ujarnya.
Baca juga: Banjir Bali Tewaskan 18 Orang
Gubernur Bali juga memastikan sumbangan ASN Pemprov Bali dikelola dengan transparan oleh Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Bali dan pola gotong royong ini sudah umum dilakukan saat bencana, seperti sebelumnya covid-19 dan erupsi Gunung Agung.
Nantinya donasi gotong royong itu akan diatasnamakan milik Pemprov Bali bukan lagi perorangan, dan dimanfaatkan untuk mendukung kebutuhan pasca-bencana atau mitigasi mengingat Bali akan kembali diguyur hujan pada akhir tahun.
“Ini supaya kolektif bergotong-royong, harusnya didukung karena pola gotong-royong itu adalah jati dirinya masyarakat Indonesia, itu harus dihidupkan setiap kita menghadapi masalah, libatkan masyarakat untuk bergotong-royong dengan sukarela berapa besarnya ini acuan,” kata dia.
“Menurut BMKG, puncak hujan itu akan mulai terjadi bulan November, Desember, Januari sampai Februari dan hujan besar berpotensi ada bencana, ini yang saya antisipasi dengan dana gotong-royong,” sambungnya.
Disinggung soal beredarnya isu ASN akan dimutasi jika tidak berdonasi sesuai acuan, Gubernur Koster membantah, menurutnya tidak ada arahan tersebut sehingga kabar tersebut bohong.
“Tidak ada, bohong, ini namanya sukarela, itu dibesar-besarkan, siapa (yang bilang) tidak ada, itu dibesar-besarkan oleh orang tidak bertanggung jawab,” ucapnya.