c

Selamat

Kamis, 25 April 2024

NASIONAL

16 Agustus 2021

13:57 WIB

Ekosistem Riset Kondusif Butuh Pembiasaan ‘Critical Thinking’

Tumbuhkan sejak anak-anak. Guru cari cara agar siswa terlbibat

Penulis: Wandha Nur Hidayat

Editor: Leo Wisnu Susapto

Ekosistem Riset Kondusif Butuh Pembiasaan ‘Critical Thinking’
Ekosistem Riset Kondusif Butuh Pembiasaan ‘Critical Thinking’
Bbelajar tatap muka terbatas. ANTARAFOTO / Irwansyah Putra

JAKARTA – Peneliti Center for Indonesian Policy Studies, Latasha Safira mengatakan, kegiatan inovasi memerlukan ekosistem yang kondusif untuk riset. Ekosistem ini perlu dibangun dengan pembiasaan critical thinking di lembaga-lembaga pendidikan negeri dan swasta.

“Perubahan dapat dimulai dari cara berpikir di mana keberagaman pemahaman dan pendapat perlu diterima, sehingga tidak ada lagi yang takut menyuarakan ide," ungkap Latasha dalam siaran pers yang diterima, Senin (16/8).

Dia menjelaskan critical thinking memerlukan perubahan pola pikir lewat sistem pendidikan nasional. Anak-anak sedini mungkin sudah seharusnya diberi ruang untuk mengasah hal itu dan rasa ingin tahu sehingga menumbuhkan budaya penelitian.

Konsep berpikir seperti itu, lanjut Latasha, juga harus diikuti dengan budaya toleransi yang menerima perbedaan pendapat maupun pemikiran. Konsep berpikir menerima dan mengakui adanya perbedaan ini yang dapat mendorong tumbuhnya iklim riset.

"Pembentukan kompetensi critical thinking dalam riset juga perlu melibatkan guru sebagai tulang punggung sektor pendidikan," lanjut dia.

Menurut Latasha, guru perlu memiliki otonomi yang lebih besar untuk mengembangkan kompetensi pedagogi-nya. Mereka punya kesempatan eksplorasi praktik terbaik pengajaran dan berinovasi di kelas, sehingga berdampak pada lingkungan belajar siswa.

"Dalam kerangka pendidikan, riset dan inovasi juga perlu didukung adanya fasilitas untuk mewadahi," imbuh Latasha.

Selain itu, peningkatan anggaran riset perlu menjadi perhatian untuk menjaga kontinuitas proses inovasi yang sedang dan akan berjalan. Pemerintah diminta untuk fokus pada penggunaan anggaran riset yang optimal.

Anggaran riset memang tidak sedikit, tetapi inovasi adalah bentuk investasi. Serta, bisa menciptakan nilai ekonomi dengan produk atau layanan baru untuk bersaing di pasaran. Semangat inovasi sebagai investasi ini harus dipacu lewat kebijakan pemerintah.

"Pemerintah juga harus mendorong meratanya kegiatan riset di berbagai bidang. Beragam sebaran bidang riset akan mendukung perkembangan bidang-bidang seperti pertanian, kesehatan, lingkungan, teknologi dan masih banyak lagi, selain bidang industri," kata dia.

Dia menyebut yang tak kalah penting adalah perizinan untuk kegiatan riset perlu dibuat ringkas, cepat, dan efisien. Pengesahaan UU Cipta Kerja diharap bisa berdampak pada kemudahan dalam mendukung kegiatan riset dan inovasi, hilirisasi, dan pelibatan swasta.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar