30 Juni 2025
14:17 WIB
DPRD Jakarta Mediasi Vihara Cetiya Dengan Warga Cengkareng Barat
Mediasi antara Vihara Cetiya dan warga Cengkareng karena masalah ketertiban umum bukan intoleransi.
Editor: Leo Wisnu Susapto
Suasana mediasi yang dilakukan oleh Komisi A DPRD DKI Jakarta, Senin (30/6/2025). ANTARA/Khaerul Izan.
JAKARTA - Komisi A DPRD DKI Jakarta mediasi pengurus Vihara Cetiya Permata Dihati yang bermasalah dengan warga Blok C RW 12 Cengkareng Barat terkait dugaan gangguan ketertiban umum.
"Saya pikir permasalahan ini permasalahan yang ringan. Apabila kita melakukan koordinasi yang baik, silaturahmi yang baik, maka akan selesai," kata Inggard Joshua dari Komisi A DPRD Daerah Khusus Jakarta di Jakarta, Senin (30/6).
Menurut dia, DPRD Jakarta berupaya untuk memberikan jalan tengah antara pengurus Vihara Cetiya Permata Dihati dengan warga sekitar terutama Blok C RW 12 Cengkareng Barat, Jakarta Barat.
Ia menjelaskan permasalahan antara kedua belah pihak bukanlah masalah intoleransi, akan tetapi komunikasi yang belum terjalin dengan baik.
Inggard menjelaskan warga pendatang juga harus menghormati penghuni sebelumnya dan begitu juga sebaliknya warga yang dikunjungi harus membuka peluang kepada pendatang.
Baca juga: Mengenal Perbedaan Vihara Dan Klenteng Yang Sering Dianggap Sama
"Kalau yang namanya sudah mengganggu maka ada aturan yang mengatur. Di sini kita pertemukan supaya terjadi silaturahmi, terjadi kompromi yang baik. Sehingga bisa dijalankan kembali," papar Inggard dikutip dari Antara.
Inggard menambahkan, Komisi A tidak melarang jemaat Vihara Cetiya Permata Dihati beribadah di lokasi tersebut. Namun, dia mengimbau jemaat beribadah di dalam ruangan vihara agar tidak menimbulkan gangguan ketertiban umum.
"Sebagai warga negara, kita harus taat pada aturan. Karena peraturan dibuat berdasarkan aspirasi dan kebutuhan masyarakat secara keseluruhan," kata dia.
Permasalahan antara pengurus Vihara Cetiya Permata Dihati dan warga Blok C RW 12 Cengkareng Barat, Jakarta Barat, sudah terjadi sejak Juli 2024.
Permasalahan itu dilatarbelakangi dengan tidak nyamannya warga disebabkan jalanan umum digunakan beribadah oleh jemaat Vihara.