23 Juni 2025
09:49 WIB
Dinkes Temuka 20 Ribu Kasus TBC di Jakarta
Target 2025, Dinkes mesti menemukan 70 ribu kasus TBC di Jakarta.
Editor: Leo Wisnu Susapto
Ilustrasi obat untuk penyakit TBC. Shutterstock/ESB Professional.
JAKARTA - Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta telah menemukan sebanyak 20 ribu lebih kasus tuberkulosis (TBC) di seluruh wilayah.
"Sedangkan target buat Dinkes jakarta adalah, bisa menemukan 70 ribu penderita TBC pada 2025," kata Kepala Dinkes DKI Jakarta, Ani Ruspitawati saat dikonfirmasi di Jakarta, Minggu (22/6) dikutip dari Antara.
Menurut dia, Dinkes Jakarta terus mencari warga yang terjangkit TBC hal ini dilakukan untuk memutus rantai penyakit menular itu.
Ia menjelaskan, hingga pertengahan Juni 2025, penderita TBC di Jakarta yang telah diobati dan ditangani sebanyak 20 ribu lebih.
"Sekitar 20 ribuan lebih. Jadi itu kita cari terus. Kenapa dicari? Karena TBC itu penting untuk segera ditemukan. Habis ditemukan diobati, dan dijaga supaya tidak menular," lanjut dia.
Dia menambahkan, beragam program untuk menangani TBC di DKI telah dilakukan seperti langkah promotif, preventif sampai kuratif.
Baca juga: Bahaya Pengobatan TBC Yang Terputus
Dia menyatakan, langkah tersebut memang sampai saat ini masih dilakukan, dan yang terbaru yaitu dengan langkah promotif berbasis kewilayahan.
Ani mengatakan bahwa program tersebut dengan cara mendirikan kampung siaga TBC, di mana saat ini terdapat 274 kampung siaga TBC yang tersebar di Jakarta.
"Kita membuat kampung siaga TBC. Jadi di setiap wilayah, di setiap kelurahan ada kegiatan kampung siaga TBC," urai dia.
Menurut dia, adanya kampung siaga TBC itu agar kesadaran masyarakat menjaga lingkungannya bebas dari TBC semakin kuat.
Selain itu, kampung siaga TBC juga memberikan dukungan dan pendampingan kepada penderita supaya mau menyelesaikan pengobatan yang cukup lama.
"Kampung ini bisa memberikan semangat, motivasi dan juga menjaga lingkungannya untuk tidak TBC, itu dilakukan dalam unit yang paling kecil," imbuh dia.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, Indonesia mencatatkan angka kematian akibat TBC sebesar 134 ribu jiwa per tahun, atau sekitar dua orang meninggal setiap lima menit. Oleh karena itu, penanganan TBC harus dilakukan secara serius karena bersifat menular namun dapat disembuhkan jika diobati hingga tuntas.
"Tugas kita adalah menemukan penderita TBC di sekitar kita, memberikan pengobatan sampai selesai, dan memberikan obat pencegahan bagi orang yang tinggal serumah,” ujar Menkes.
Pemerintah menyediakan layanan deteksi dan pengobatan tuberkulosis (TBC) secara gratis sebagai bagian dari Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) dalam upaya melindungi dan memperkuat sumber daya manusia Indonesia.