c

Selamat

Rabu, 24 April 2024

NASIONAL

05 Agustus 2021

11:56 WIB

Digitalisasi Sekolah Tak Cukup Dengan Pembagian Laptop

Kemendikbudristek telah menyalurkan sekitar 190 ribu laptop kepada 12 ribu sekolah jenjang PAUD, SD, SMP, dan SMA

Penulis: Wandha Nur Hidayat

Editor: Nofanolo Zagoto

Digitalisasi Sekolah Tak Cukup Dengan Pembagian Laptop
Digitalisasi Sekolah Tak Cukup Dengan Pembagian Laptop
Ilustrasi pelajar menggunakan laptop di sekolah. Antarafoto

JAKARTA – Peneliti Center for Indonesian Policy Studies, Latasha Safira mengatakan, program pemerintah untuk digitalisasi sekolah tidak bisa berhenti pada pembagian laptop saja. Sederet persiapan lain masih harus dilakukan, mulai dari konektivitas internet hingga literasi digital.

Dia menjelaskan pemerataan konektivitas internet sangat penting untuk memperkecil kesenjangan digital antara satu daerah dengan yang lain. Bukan hanya penyediaan internet untuk wilayah blank spot, tapi juga pemerataan konektivitas yang stabil.

Kemudian penerima bantuan laptop pun harus jelas agar program digitalisasi sekolah ini bisa tepat sasaran. Program ini juga harus mampu menyetarakan landasan dan kesempatan pembelajaran jarak jauh (PJJ) bagi para siswa, baik berdasarkan kelas sosial maupun daerah mereka berasal.

"Kriteria penerima yang jelas akan sangat menentukan kesuksesan program ini karena dapat membantu mereka untuk mengejar ketertinggalan selama PJJ berlangsung,” ujar Latasha dalam siaran pers, Kamis (5/8).

Siswa dan orang tua siswa penerima bantuan itu pun perlu diberi penjelasan terkait dengan kewajibannya. Termasuk, misalnya, pihak mana yang akan bertanggung jawab jika terjadi kerusakan atau kehilangan, serta terkait pemeliharaan dari gawai yang diterima.

Selanjutnya, menurut Latasha, literasi digital untuk siswa, guru, dan warga sekolah secara keseluruhan perlu terus ditingkatkan. Salah satu yang bisa dilakukan pemerintah adalah dengan mengintegrasikan materi literasi digital ke dalam kurikulum sekolah.

Materi itu bisa diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Sayangnya, fokus mata pelajaran itu masih pada peningkatan kompetensi teknis dalam penggunaan alat, sebagaimana diatur Peraturan Mendikbud Nomor 37 tahun 2018.

Dia berpendapat pemahaman dan penerapan tentang etika dan perilaku yang bertanggung jawab dalam penggunaan teknologi serta berinteraksi di dunia maya tidak kalah penting.

"Terlebih lagi mengingat bahwa anak-anak masa kini hampir setiap saat bersinggungan dengan internet," ungkap Latasha.

Faktor lain yang menentukan efektivitas PJJ ataupun digitalisasi sekolah ialah penyetaraan kompetensi guru dalam pengoperasian perangkat teknologi. Serta penyesuaian metode pengajaran dengan sistem yang berdasarkan informasi dan komunikasi digital.

"Hal ini perlu menjadi masukan dalam memformulasikan program kompetensi guru yang lebih sesuai dengan kebutuhan zaman dan yang responsif terhadap perubahan," imbuhnya.

Sebelumnya, Mendikbudristek Nadiem Makarim mengatakan, pihaknya telah menyalurkan sekitar 190 ribu laptop kepada 12 ribu sekolah jenjang PAUD, SD, SMP, dan SMA. Dengan total anggaran yang digunakan mencapai Rp1,3 triliun.

Dia juga mengalokasikan anggaran Rp2,4 triliun lagi Dana Alokasi Khusus Pendidikan di 2021 untuk membeli 240 ribu laptop. Semua pengadaan perangkat digitalisasi sekolah yang sudah dan akan dibeli itu dipastikan merupakan produk dalam negeri (PDN).


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar