14 September 2021
16:23 WIB
BANDUNG – Polda Jawa Barat menyatakan, penyekatan ganjil-genap di puluhan lokasi yang tersebar di Jawa Barat bakal terus dilakukan. Paling tidak, hingga status Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) turun ke Level 1.
Kepala Bidang Humas Polda Jawa Barat Komisaris Besar Polisi Erdi A Chaniago, Selasa (14/9) menyebut, pemberlakuan ganjil-genap yang sudah dilakukan dua kali setiap akhir pekan cukup efektif. Sistem tersebut terbukti telah menurunkan angka mobilitas kendaraan sekitar 20–30% dibandingkan hari-hari biasanya.
Penyekatan mobilitas masyarakat, kata dia, masih diperlukan mengingat pandemi Covid-19 yang belum 100% berakhir. Karena alasan itulah, penyekatan ganjil-genap itu dilakukan di 51 titik di wilayah kerja 15 Polres se-Jawa Barat. Lima di antaranya merupakan gerbang tol yang diawasi personel dari Polrestabes Bandung.
"Wilayah-wilayah yang diberlakukan ganjil-genap itu merupakan wilayah yang berstatus PPKM tingkat II dan tingkat III," kata dia.
Kegiatan penyekatan ganjil-genap sendiri, diberlakukan bagi kendaraan yang berasal dari luar kota masing-masing. Salah satunya di Bandung yang menyasar penyekatan itu kepada kendaraan yang tidak memakai plat nomor D.
Sekadar mengingatkan, penyekatan ganjil-genap itu diterapkan sesuai dengan angka terakhir pada plat nomor kendaraan daerah tersebut. Apabila pada hari itu tanggal ganjil, maka hanya kendaraan ganjil yang boleh melintas, begitupun sebaliknya pada tanggal genap.
Destinasi Wisata
Sebelumnya, Kapolres Cianjur AKBP Doni Hermawan menuturkan, penerapan ganjil genap di Jalur Puncak-Cianjur, Jawa Barat, juga dinilai efektif untuk membatasi mobilitas. Terutama kendaraan dari luar kota menuju berbagai destinasi wisata dan tempat kunjungan lainnya di Cianjur.
"Kami akan mengevaluasi kembali penerapan ganjil genap di jalur Puncak-Cianjur, karena ini cukup efektif dalam menekan mobilitas kendaraan terutama di kawasan Puncak-Cipanas yang selama ini rawan macet total," kata Doni di Cianjur, Minggu.
Ia menjelaskan, memasuki pekan kedua penerapan ganjil genap di jalur utama Puncak, tidak terjadi antrian panjang kendaraan seperti yang terjadi di wilayah hukum Bogor yang sempat mengular. Volume kendaraan selama akhir pekan ramai lancar, hanya laju kendaraan tersendat di beberapa titik rawan.
Namun, ia memastikan, tidak sampai terjadi macet total, setelah dilakukan rekayasa arus, titik rawan macet seperti Jalan Raya Pacet, Pasekon hingga Hanjawar, mulai kembali normal. Namun saat sore, volume kendaraan terlihat meningkat menuju arah Bogor, seiring tutupnya tempat wisata kota sehingga pihaknya akan meminta sistem tersebut kembali diterapkan.
"Kemungkinan penerapan ganjil genap akan dilakukan karena selama dua pekan terakhir tidak ada macet total di jalur Puncak. Kami akan koordinasikan dengan atasan dan Pemkab Cianjur. Ganjil genap efektif untuk mengatasi tingginya volume kendaraan saat akhir pekan, “tuturnya.
Senada, Bupati Cianjur Herman Suherman mengatakan, penerapan ganjil genap di jalur Puncak, sangat efektif mengurangi volume kendaraan dari luar kota. Sehingga pihaknya berkoordinasi dengan Polres Cianjur, untuk tetap menerapkan ganjil genap meski ke depan Cianjur masuk ke level 1.
"Kami menilai ganjil genap untuk sementara dapat diterapkan kembali karena efektif menekan mobilitas kendaraan pengunjung ke Cianjur. Nanti setelah dinyatakan nol kasus, kita akan terapkan normal kembali, “ujarnya.