26 Juli 2021
20:49 WIB
Penulis: Gisesya Ranggawari
Editor: Nofanolo Zagoto
JAKARTA – Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP Partai Demokrat, Irwan Fecho, mengkritik cuitan Menko Polhukam, Mahfud MD, soal kisah orang kaya dan profesor yang meninggal akibat covid-19. Menurutnya, Mahfud sudah mulai tertular kebiasaan para buzzer dan influencer Istana.
"Akhir-akhir ini seringkali pernyataannya menimbulkan kontroversi yang tidak perlu," kata Irwan dalam keterangan persnya, Senin (26/7).
Irwan mengaku tidak tahu persis penyebab cuitan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini, apakah Mahfud sedang banyak waktu luang atau alasan lainnya.
Namun, ia menilai sebagai Menko Polhukam semestinya Mahfud punya analisis, pikiran dan hati sebelum mengeluarkan statement ke publik.
Jadi, ucapan atau statement Mahfud bisa menjaga hati dan perasaan rakyat yang sudah cukup menderita hidupnya di tengah pandemi. Bukan justru mengglorifikasi cerita soal orang kaya.
Anggota Komisi V DPR RI ini meminta agar Mahfud ke depannya tidak genit di media sosial (medsos). Mahfud, katanya, lebih baik segera menertibkan buzzer Istana yang selama ini selalu membuat gaduh di ranah siber dengan menyebarkan hoaks atau berita bohong.
Selain itu, Irwan juga meminta agar Mahfud segera memanggil Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Wamendes) Budi Arie yang dinilai telah menyebar hoaks dan fitnah kepada Partai Demokrat. Hal ini, menurutnya, penting karena berpotensi menimbulkan masalah politik, hukum dan keamaman.
"Prof Mahfud lebih baik panggil Wamendes Budi Arie yang sebagai pejabat pemerintah yang jelas-jelas menyebarkan hoaks dan fitnah serta berpotensi menimbulkan masalah politik, hukum dan keamanan," tandasnya.
Sebelumnya, Mahfud MD membuat cuitan mengenai cerita orang kaya dan professor kedokteran yang meninggal dunia akibat covid-19. Menurutnya, cerita itu mengharukan, tapi kebanyakan warganet mengkritisi cuitan tersebut karena menyoroti orang kaya dan dianggap tidak memiliki sense of crisis.