08 Oktober 2025
10:35 WIB
Celios Sebut MBG Pangkas Anggaran Beasiswa Mahasiswa
Alokasi beasiswa mahasiswa berkurang dinilai karena dampak besarnya anggaran MBG.
Penulis: Aldiansyah Nurrahman
Editor: Leo Wisnu Susapto
Ilustrasi beasiswa untuk mahasiswa. Shutterstock/dok.
JAKARTA - Center of Economic and Law Studies (Celios) mengungkapkan dampak dari anggaran program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diambil dari anggaran pendidikan membuat alokasi beasiswa untuk mahasiswa berkurang.
Direktur Kebijakan Publik Celios, Media Wahyudi Askar menyebutkan, beberapa kampus sudah mengalami pengurangan alokasi beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah untuk mahasiswanya. Bahkan, pengurangan ini bisa sampai 50% dalam satu kampus.
“Ada satu kampus, itu sudah berkurang beasiswa 50%. Jadi sudah mulai diumumkan untuk pengurangan beasiswa KIP,” katanya, saat ditemui Validnews, di Jakarta, Selasa (7/10).
Media menjelaskan, pengurangan beasiswa KIP Kuliah ini berdampak besar terhadap perguruan tinggi dan mahasiswa. Pasalnya, ketiadaan beasiswa membuat mahasiswa menanggung sendiri biaya kuliahnya.
Akibat hal itu, menurut Media, mahasiswa tersebut terancam tidak dapat menyelesaikan kuliah, sehingga drop out kemungkinan meningkat atau jumlah mahasiswa berkurang.
Baca juga: DPR Ingatkan Efisiensi Anggaran Tak Ganggu Beasiswa
“Penerima beasiswa KIP itu sifatnya intervensi yang efektif, karena penerima beasiswa KIP itu dari daerah, masyarakat tidak mampu kemudian bisa berkuliah. Jadi ini ada trade off dari kebijakan MBG. Justru yang mau kuliah malah tidak jadi kuliah gara-gara MBG,” urai dia.
Di tahun 2025 alokasi anggaran MBG Rp71 triliun. Sedangkan, pada 2026 pemerintah mengalokasikan anggaran senilai Rp335 triliun yang bersumber dari dana pendidikan yang mencapai Rp757,8 triliun
Media menyayangkan kurangnya keterbukaan informasi anggaran MBG untuk 2026, sehingga tak diketahui dengan pasti sektor mana yang terdampak dari pendidikan untuk mengakomodir MBG. Namun, dia meyakini kondisi tahun 2026 untuk alokasi beasiswa tidak lebih baik dari sekarang.
“Kayaknya satu bulan, dua bulan lagi kita ketahuan kok item mana yang dikurangi. Tapi yang pasti sebaran penerima beasiswa itu tidak akan naik. Kalau tidak naik berarti turun kan. Itu contohnya, beasiswa itu sudah turun, KIP,” jelasnya.
Padahal, berdasarkan riset Celios, mayoritas masyarakat menilai bantuan beasiswa lebih dibutuhkan ketimbang program MBG. Temuan ini menambah sorotan terhadap efektivitas dan dampak anggaran program MBG terhadap sektor pendidikan.
Berdasarkan hasil survei, dari lima opsi bantuan yang ditawarkan, yakni transfer kes, beasiswa pendidikan, bantuan kesenangan anak, bantuan kebutuhan pendidikan, dan MBG, hasilnya program MBG berada di posisi terakhir.
“Orang tua lebih memilih kes dan beasiswa untuk anak mereka, termasuk bantuan untuk kebutuhan pendidikan anak mereka,” katanya.