c

Selamat

Selasa, 4 November 2025

NASIONAL

31 Oktober 2025

14:37 WIB

BNPB Sebut Jumlah Korban Jiwa Akibat Bencana Menurun

Indonesia masuk dalam daftar 35 negara dengan tingkat risiko bencana tertinggi di dunia

Penulis: Gisesya Ranggawari

Editor: Nofanolo Zagoto

<p>BNPB Sebut Jumlah Korban Jiwa Akibat Bencana Menurun</p>
<p>BNPB Sebut Jumlah Korban Jiwa Akibat Bencana Menurun</p>

Ilustrasi bencana - petugas mengevakuasi warga dengan perahu karet saat banjir merendam pemukiman di Pasirkratonkramat, Kota Pekalongan, Jawa Tengah, Senin (25/11/2024). AntaraFoto/Harviyan Perdana Putra


JAKARTA - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto mengungkapkan, ada penurunan signifikan baik jumlah korban jiwa maupun kerugian ekonomi akibat bencana. Hal ini disampaikannya berdasarkan data BNPB periode 2021–2025.

Penurunan tersebut, dijelaskannya, sebesar 93,49% untuk jumlah korban jiwa, dan 79,76% untuk penurunan kerugian ekonomi. 

"Hal ini menunjukkan peningkatan efektivitas strategi penanggulangan bencana dan kesiapsiagaan pemerintah serta masyarakat," kata Suharyanto di Auditorium Gadjah Mada Lemhanas, Jakarta, Jumat (31/10).

Suharyanto memaparkan Indonesia sejatinya merupakan satu dari 35 negara dengan tingkat risiko bencana tertinggi di dunia. Kondisi geografis dan geologis membuat sebagian besar wilayah Indonesia berada di jalur rawan bencana, baik hidrometeorologi, geologi, maupun nonalam.

Makanya, BNPB menyiapkan upaya strategis untuk memperkuat ketahanan nasional, antara lain melalui program Desa Tangguh Bencana (Destana), pembangunan sistem peringatan dini multi-bahaya (MHEWS), dan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) untuk mengantisipasi bencana hidrometeorologi.

"Selain itu, penguatan sinergi antarinstansi, peningkatan kapasitas daerah, dan kolaborasi internasional juga menjadi bagian penting dalam membangun resiliensi bangsa," imbuh dia.

Sebagai bagian dari pembelajaran, Kepala BNPB juga menyoroti berbagai pengalaman penanganan bencana besar di Indonesia seperti Tsunami Aceh 2004, erupsi Gunung Semeru 2021, banjir lahar Gunung Marapi 2024, dan erupsi Gunung Lewotobi 2025. 

Suharyanto menegaskan bahwa mitigasi struktural dan nonstruktural, serta penataan ruang berbasis risiko bencana, menjadi langkah penting agar kejadian serupa tidak menimbulkan korban besar di masa depan.

Melalui kesempatan ini, Kepala BNPB juga mengajak seluruh elemen bangsa untuk memperkuat budaya sadar bencana sebagai bagian dari ketahanan nasional. 

"Ketangguhan dalam menghadapi bencana bukan hanya tentang kesiapan teknis, tetapi juga tentang mental, solidaritas, dan kepemimpinan yang kokoh di setiap lapisan masyarakat," tuturnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar