c

Selamat

Selasa, 4 November 2025

NASIONAL

25 Oktober 2025

10:39 WIB

BNPB Modifikasi Cuaca di Semarang

Banjir di Semarang dan Grobogan dipicu kombinasi selain curah hujan yang tinggi.

Editor: Leo Wisnu Susapto

<p>BNPB Modifikasi Cuaca di Semarang</p>
<p>BNPB Modifikasi Cuaca di Semarang</p>

Petugas menyiapkan material yang digunakan untuk operasi modifikasi cuaca di Bandara Ahmad Yani Semarang, Sabtu (25/10/2025). ANTARA/HO-BNPB.

SEMARANG - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaksanakan operasi modifikasi cuaca untuk mengurangi curah hujan yang mengguyur wilayah Kota Semarang dan Kabupaten Grobogan yang dilanda banjir beberapa hari terakhir.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam siaran pers di Semarang, Sabtu (25/10) menerangkan, pesawat yang ditugaskan untuk melaksanakan modifikasi cuaca diterbangkan dari Bandara Ahmad Yani Semarang.

Menurut dia, 10 ton NaCl dan 2 ton CaO akan ditebar secara berkala di atas wilayah yang dilanda bencana alam itu.

"Modifikasi cuaca bertujuan untuk redistribusi curah hujan agar tidak turun di wilayah yang saat ini tergenang banjir," lanjut dia dikutip dari Antara.

Dia menjelaskan kawasan yang menjadi perhatian utama antara lain hulu Sungai Tuntang dan Lusi yang melintas di wilayah Kabupaten Grpbogan.

Modifikasi cuaca juga difokuskan untuk mengatur hujan agar tidak turun di wilayah Kota Semarang yang saat ini masih dilakukan penanganan banjir.

Curah hujan tinggi, kata dia, masih akan melanda Jawa Tengah hingga awal November 2025 berdasarkan prakiraan BMKG.

Ia menjelaskan operasi modifikasi cuaca akan digelar selama tiga hingga lima hari ke depan.

"Lamanya operasi modifikasi cuaca tergantung dari evaluasi harian yang dilakukan," ungkap dia.

Sebelumnya, banjir melanda wilayah Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Menurut catatan BPBD Kabupaten Grobogan, banjir yang terjadi sejak Selasa (21/10) dipicu kombinasi curah hujan ekstrem, meluapnya beberapa sungai besar seperti Serang, Lusi, Tuntang, Renggong, dan Jajar, serta jebolnya tanggul di dua lokasi strategis.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengungkapkan hingga Jumat (24/10) pukul 22.00 WIB, genangan air di sebagian besar wilayah berangsur surut, namun ada beberapa titik yang masih bertahan dan justru semakin bertambah.

"Hujan sedang hingga lebat yang turun pada Jumat sore menjadi pemicunya. Status siaga masih diberlakukan," ungkap Aam sapaan Abdul Muhari dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (25/10/2025).

Aam mencatat, sebanyak 2.263 rumah di 28 desa pada 14 kecamatan telah terdampak. Banjir setinggi lutut hingga pinggang orang dewasa merendam pemukiman, jalan antar desa, hingga areal persawahan seluas 285 hektare yang baru saja ditanami padi.

Di Kecamatan Gubug, tanggul kanan Kali Tuntang di sekitar Desa Rowosari jebol tepat di sisi rel kereta lintas Jakarta–Surabaya. Debit air yang berarus deras membuat tanggul sepanjang 10 meter tak mampu menahan tekanannya. Arusnya pun mengalir ke area persawahan sebelum akhirnya mencapai jalur rel.

"Kondisi itu mengharuskan petugas PT KAI DAOP IV Semarang turun ke lokasi untuk melakukan penanganan darurat bersama BBWS dan BPBD," papar Aam.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar