c

Selamat

Selasa, 4 November 2025

NASIONAL

31 Oktober 2025

20:36 WIB

BMKG Ragukan Target Desa Indonesia Siaga Tsunami 2030

UNESCO baru menyatakan 22 desa dari ribuan jumlah desa yang mesti capai target siaga tsunami pada 2030.

Penulis: Aldiansyah Nurrahman

Editor: Leo Wisnu Susapto

<p>BMKG Ragukan Target Desa Indonesia Siaga Tsunami 2030</p>
<p>BMKG Ragukan Target Desa Indonesia Siaga Tsunami 2030</p>

Pengunjung berjalan di taman kawasan objek wisata Pantai Ampenan, Mataram, NTB, Rabu (8/1/2025). Ant araFoto/Ahmad Subaidi.

JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meragukan janji pemerintah Indonesia pada UNESCO, semua desa dinyatakan siap tsunami pada 2030. Sampai saat ini baru 22 desa yang dinyatakan siap tsunami oleh UNESCO.

Ketua Tim Mitigasi Tsunami Samudera Hindia dan Pasifik BMKG, Suci Dewi Anugrah menyampaikan, hanya dengan kerja keras, semua desa rawan tsunami dinyatakan siap tsunami dapat dicapai sesuai target pada 2030. 

Dia melanjutkan, menurut BNPB dalam Katalog Destana, ada lebih dari 1.000 desa di Indonesia yang memiliki tingkat kerawanan, tingkat bahaya tsunami yang tinggi. 

“Artinya, kita masih harus sangat bekerja keras agar bisa mencapai 100% desa di Indonesia siap terhadap bahaya tsunami sebelum sampai ke 2030, paparnya, dalam webinar, Jumat (31/10).

Suci menyarankan, berdasarkan pengalamannya agar desa-desa bisa siap tsunami untuk tidak membenturkan tradisi masyarakat di desa dengan sains. Justru dua pendekatan ini menjadi modal untuk mempromosikan kesadaran terhadap bahaya bencana tsunami.

Ia bercerita, dalam konteks tradisi, BMKG melakukan pendekatan melalui tutur kisah atau mendongeng, pendekatan yang lebih sifatnya keagamaan. Atau, pendekatan dengan memanfaatkan ketokohan masyarakat, dan pendekatan memanfaatkan pengalaman gempa yang pernah terjadi di desa.

Baca juga: Kemenko Polkam Ingatkan Siap Siaga Hadapi Tsunami  

Sementara dalam aspek sains, BMKG secara masif membuat peta bahaya tsunami sebagai dasar pengetahuan masyarakat. Dari peta bahaya ini menjadi dasar untuk membangun kesiapsiagaan dan respons masyarakat di sebuah desa.

Suci melanjutkan, UNESCO memiliki penilaian atas kesiapan komunitas atau desa terhadap tsunami yang dikenal sebagai tsunami ready community. Di dalamnya ada 12 indikator yang mesti dipenuhi agar dinyatakan desa siap tsunami.

12 indikator tersebut dihasilkan dari tiga faktor, yakni asesmen, kesiapsiagaan, dan respons. Adapun indikator tersebut di antaranya penetapan wilayah bahaya. Terkait ini bisa diperkiraan dampak tsunami di desa.

Dari dampak itu, harus diketahui berapa kira-kira penduduk yang kemungkinan terpapar potensi tsunami, infrastruktur desa yang terdampak tsunami, dan berapa sumber daya yang bisa digunakan untuk mengurangi risiko tsunami.

Selain itu, desa siap tsunami berarti sudah mempunyai rencana evakuasi tsunami dan sudah dilengkapi dengan sarana infrastruktur untuk evakuasi tsunami. Kemudian desa juga harus mempunyai aktivitas rutin dalam melakukan sosialisasi tsunami. Setidaknya sosialisasi ini setahun itu tiga kali.

“Kearifan-kearifan lokal itu bisa menjadi muatan-muatan dalam materi-materi edukasi tersebut. UNESCO juga mewajibkan untuk semua desa yang akan diakui setidaknya dalam dua tahun melakukan simulasi tsunami,” lanjut dia.

Sebagai informasi, UNESCO menyerukan upaya lebih besar untuk mencapai 100% komunitas siap tsunami di seluruh dunia pada 2030. Dalam pengesahan Banda Aceh Statement, menyerukan kepada negara-negara dan masyarakat sipil untuk secara drastis meningkatkan investasi dan upaya mereka guna mencapai siap tsunami di seluruh dunia.

Sementara, BNPB menyebutkan, sebagian besar wilayah Indonesia rawan tsunami. Dari data yang dimiliki BNPB, daerah rawan tsunami itu tersebar di 25 provinsi, 242 kabupaten kota, dan 5.743 desa atau kelurahan.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar