01 Juli 2025
10:29 WIB
BMKG Palembang Minta Warga Waspada Kabut
Kabut membatasi jarak pandang warga akibat kondisi cuaca di musim panas ini.
Editor: Leo Wisnu Susapto
Jembatan Ampera Palembang, berkabut, pagi ini, Selasa (1/7/2205). ANTARA/ M Imam Pramana.
PALEMBANG - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Sumatra Selatan (Sumsel), mengimbau warga Kota Palembang untuk mewaspadai cuaca berkabut dengan jarak pandang mendatar terendah di bawah 1.500 meter.
Kepala Unit Data dan Informasi BMKG SMB II Palembang Sinta Andayani dikonfirmasi di Palembang, Selasa (1/7) menyatakan, kondisi udara berkabut terjadi di pagi hari ini dipicu oleh kelembaban udara tinggi 99% sehingga membentuk kabut tipis (Mist).
Kondisi kabut tersebut juga bercampur partikel kering atau polusi di Kota Palembang sehingga semakin padat dan menurunkan jarak pandang.
Berdasarkan data pengamatan cuaca di bandara untuk jarak pandang terendah 1.500 meter. Namun untuk jarak pandang di kota yang padat pemukiman bisa jadi lebih rendah karena partikel kering atau polusi yang lebih tinggi.
"Pengamatan cuaca di bandara untuk jarak pandang terendah 1.500 meter. Namun untuk jarak pandang di kota yang padat pemukiman bisa jadi lebih rendah karena partikel kering atau polusi yang lebih tinggi," jelas dia dikutip dari Antara.
Baca juga: Warga Palembang Keluhkan Jarak Padang Hanya 10 Meter
Menurut dia, kabut itu adalah uap air yang menjadi titik-titik air kemudian memadat dan melayang-layang di permukaan tanah.
Fenomena ini biasanya terjadi menjelang pagi hari karena kelembaban udara tinggi mendekati jenuh dengan suhu udara yang rendah di permukaan. Terkadang kabut bisa dipicu oleh hujan di malam hari atau sebelumnya yang menyebabkan suhu udara turun dan lembab di pagi hari.
Biasanya seiring dengan terbitnya matahari di pagi hari kabut berangsur menghilang karena suhu udara perlahan naik dan kelembaban udara menurun.
"Kabut yang tebal dapat memengaruhi jarak pandang sehingga perlu diwaspadai ketika beraktifitas terutama pada transportasi darat pada saat berkendara, transportasi udara pada saat take off dan landing pesawat, dan juga transportasi air terhadap kapal-kapal yang lalu lalang," urai dia.