c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

NASIONAL

27 April 2024

11:19 WIB

BKSDA Evakuasi Orangutan di Bandara Sampit

Orangutan di Bandara Sampit diduga mencari makanan karena habitatnya jarang ada buah-buahan.

Editor: Leo Wisnu Susapto

<p>BKSDA Evakuasi Orangutan di Bandara Sampit</p>
<p>BKSDA Evakuasi Orangutan di Bandara Sampit</p>

Ilustrasi induk orangutan kalimantan dan anaknya. Antara.

SAMPIT - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah berhasil mengevakuasi seekor orangutan yang tersasar di kawasan Bandara Haji Asan Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim).

“Upaya penyelamatan berhasil. Sebelumnya, masuk laporan pada Kamis dan Jumat pekan lalu, orangutan berkeliaran di kawasan bandara,” kata Kepala BKSDA Resor Sampit, Muriansyah di Sampit, Jumat (26/4) malam dikutip dari Antara.

Evakuasi oleh BKSDA Kalteng dibantu Yayasan Orangutan Foundation International (OFI), Petugas Bandara Haji Asan Sampit, Manggala Agni Pondok Kerja Sampit dan komunitas reptil Sampit.

Evakuasi orangutan yang diberi nama Asan ini berlangsung di tengah guyuran hujan dan gelapnya malam. Waktu untuk evakuasi mulai pukul 18:37 WIB hingga 21:07 WIB.

Asan ada di kebun milik warga sekitar 30 meter masuk ke dalam kebun yang dipenuhi semak belukar dan pepohonan di samping bandara. Evakuasi dengan cara membius Asan menggunakan alat khusus.

Pembiusan pertama orangutan jantan dengan berat sekitar 89 kilogram itu tidak langsung pingsan dan sempat pindah ke salah satu pohon yang cukup tinggi, lalu tersangkut sebelum hilang kesadaran. 

 

Berbagai upaya dilakukan untuk menurunkan satwa itu dari atas pohon. Mulai dari menaiki pohon menggunakan tangga, namun tidak berhasil karena tangga tidak cukup tinggi. Sampai menggunakan pipa paralon untuk mendorong satwa tersebut agar jatuh ke jaring yang telah disediakan.

Belum juga berhasil, Asan sempat sadar. Petugas melakukan pembiusan kedua. 

Setelah berhasil diturunkan, Asan dibawa ke tempat yang lebih lapang untuk dilakukan pemeriksaan oleh tim medis. Asan memiliki berat 82,6 kilogram dengan perkiraan usia 30 tahun. Terdapat sejumlah bekas luka di tubuh satwa tersebut yang diduga akibat perkelahian sesama orang utan. 

“Asan akan dibawa ke Kantor BKSDA SKW II Pangkalan Bun,” lanjut Muriansyah.

Dia menambahkan, laporan kemunculan orangutan dari staf BMKG setempat pada 18 April 2024. Seekor orangutan cukup besar masuk ke bekas area peralatan meteorologi di belakang kantor lama BMKG.

Orangutan terus berpindah-pindah membuat BKSDA sulit menentukan lokasi keberadaannya. Orangutan sempat terlihat memanjat pagar menuju hutan di seberang landasan pacu bandara.

Diduga, satwa itu masuk ke kawasan bandara untuk mencari makan, karena di bagian barat kawasan bandara terdapat kebun buah milik warga. Melihat cedera dari orangutan yang dievakuasi, Muriansyah menduga masih ada orang utan lain di hutan tersebut.

Dokter hewan Ketut Prasojo yang terlibat dalam evakuasi menambahkan dilihat dari kondisi gigi orang utan yang sebagian aus disebabkan sering mengonsumsi daun muda dan kulit pohon. “Artinya habitat yang ditinggali satwa tersebut jarang terdapat pohon buah,” urai Ketut.

Petugas Senior PKP-PK Bandara Haji Asan Sampit, Milianoor Safitri menyampaikan orang utan di kawasan bandara dapat memengaruhi keamanan dan keselamatan aktivitas penerbangan.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar